DFTL [111] / Janji

90 9 4
                                    

Maaf nih typo kalo banyak ngeganggu, kadang emang kurang teliti😅

_____________

*****

Setelah penantian yang amat panjang--setidaknya bagi seorang gadis kecil--akhirnya hari yang dijanjikan datang juga. Kini sebuah cafe bertajuk sajian manis telah ramai akan pengunjung diwaktu menjelang tengah hari. Para jiwa pencari gratisan jelas tak akan bisa melewatkannya begitu saja.

Sesuai dengan apa yang telah diperjanjikan tempo hari, kini sosok berkharisma itu mau tak mau harus ikut bertandang juga diantara lautan para anak kecil juga muda-mudi yang tengah kasmaran. Dengan pakaian casual yang nampak pas membungkus tubuh atletisnya, kacamata hitam, serta tatanan rambut tersisir rapi yang menambah penampakan sosok Dewa Yunani. Setidaknya itu cukup untuk sekadar menarik perhatian lebih dari pengunjung lain.

Berada diantara anak-anak juga banyaknya sajian yang sama manisnya itu telah beberapa kali membuatnya mendengus. Merutuki kecerobohannya untuk memberikan sogokan pada anak kecil itu. Ini bukanlah tempat menyenangkan untuknya yang notabene berkepribadian tegas, tenang, juga berwibawa, dan itu sangat jelas!

Namun ia tak bisa menyangkalnya bahwa kebahagiaan para anak didik ini jauh lebih berharga. Maka dari itu cobalah untuk mengesampingkan ego juga gengsi terlebih dahulu. Ia tak dapat berkutik, ini memang kesalahan namun tak sepenuhnya buruk. Melihat ekspresi menyenangkan mereka kiranya mampu sedikit mengurangi beban di kepala.

"Paman Sam, Paman cuma bakal duduk dan menonton?" pertanyaan yang bermakna sama lagi-lagi terdengar.

Kini pria itu mengalah dan pada akhirnya menyahut juga setelah terus diam memperhatikan dan mengabaikan mereka. Ia tak suka tetapi ia juga tak bisa menolak, jadi apa yang bisa ia lakukan selain diam?

"Saya tidak suka sajian manis." sahutnya dengan suara bariton yang khas.

Memang terdengar biasa saja namun suaranya kadang seperti nikotin, menjadi candu. Itu mengalir lembut yang seketika menyatu dengan udara, tenang dan menyenangkan. Kau pasti akan betah untuk mendengarnya berlama-lama, percayalah. Hanya saja masalahnya sosok ini sangat pelit kata_-

"Paman Sam... sebenarnya apa yang kau pikirkan?" tukas yang lain lagi membuat pria itu meliriknya singkat di balik bayang kacamata gelap.

Tak ada sahutan hanya tanggapan berupa kernyitan tanda tanya, meminta kejelasan pertanyaan lebih lanjut.

"Kalo Paman Sam gak suka di tempat ini kenapa pergi ke sini?" tanya gadis satunya lagi yang kebetulan duduk di samping pria berkategori tampan itu.

"Hanya menyenangkanmu." sahutnya sambil lalu dan setelahnya kembali bersedekap dada seraya menyenderkan tulang punggung pada sandaran sofa empuk.

"Lain kali langsung kirim ke rumah kalo gak suka tempat ramai apalagi yang kayak begini!" ujar gadis bersurai gelap itu lagi dengan jemari yang telah mengaduk acak dalam mangkuk es krim dihadapannya.

Pria itu tak langsung menyahut. Tatapannya beralih pada gadis manis di samping. Memperhatikan sifat ceria yang tiba-tiba menghilang, itu agak sedikit mengganggu sisi lain kejiwaannya. Masih tanpa kata kini ia melayangkan tatapan teduh yang menenangkan. Bahkan kacamata itu telah ia singkirkan guna memperjelas penglihatan akan sosok gadis manisnya ini.

"Saya senang jika kamu senang. Lagipula apa yang tidak untukmu, eh? Kamu tau, Saya sangat menantikan ini. Berkumpul kembali seperti dulu." tukasnya diiringi tarikan senyum tipis.

Sudah menjadi rahasia umum jika bahkan seorang Kepala Polisi minim kata juga ekspresi ini pun akan menghilangkan sifat buruk itu jika telah berhadapan dengan para anak kesayangannya. Ia akan berubah 180° menjadi cerewet juga kekanakan. Bermain ekspresi juga mengatakan banyak hal yang menyenangkan untuk didengar telinga, penuh persuasif juga pro kontra.

Petualangan Defit-al  (NEW)Where stories live. Discover now