DFTL [31] / Kenalan Lama

114 10 0
                                    


*****
______________

Perjalanan yang akan mereka tempuh rupanya masih lumayan jauh. Tentunya hal itu tak pernah disia-siakan oleh mereka. Tak mau hanya berdiam diri saja mereka kembali melayangkan kata-kata yang dapat mengundang gelak tawa. Suasana dalam mobil terdengar riuh seakan tengah diadakannya acara debat massal.

Kini kita akan menyorotkan cerita pada suasana di mobil paling belakang yang merupakan mobil dengan muatan paling banyak. Dikemudikan oleh Alfred yang didampingi Andreas tentu saja. Keenam sosok berbeda jenis itu kembali meriuh saat Vino lagi-lagi menyuarakan ketidaksenangannya terhadap beberapa tempat yang telah mereka lewati.

"Ah, aku gak nyangka, semobil bareng kalian itu lebih normal daripada bareng dua anak singa.." desah Kevin begitu lega seraya menyenderkan tulang belakangnya dengan nyaman.

"Emangnya kenapa?" sahut Lani merasa tertarik. Bahkan kini ia telah sepenuhnya menghadap ke jok paling belakang di mana kedua remaja laki-laki itu berada.

"Biasanya kalo liburan gini kita pasti bareng mereka kan. Dan aku gak yakin kalian pada mau denger ceritanya." ucap Vino yang masih setia memandangi apapun yang ada di luar jendela.

"Bareng mereka tuh serasa mau pergi perang tau gak. Udah gak bisa diem, bukan sih tapi selalu aja berhasil ngebahas habis kita. Trus selalu aja marah-marah gak jelas. Dan yang lebih parah, aku selalu jadi bahan bully-an di sana." dengus Kevin agak kesal saat mengingat kenangan-kenangan ketika berlibur bersama Lina juga Ririn.

"Nah kalo di sini?" tanya Elisha ikut penasaran.

"Setidaknya lebih normal kan? Gak kalah asyik juga. Aku bersyukur banget malah akhirnya bisa lepas dari itu anak singa. Ya walau bentaran.." kekeh Vino yang segera diangguki Kevin dengan antusias.

"Bisa gitu ya.." Lani terkekeh mendengarnya sembari ikut membayangkan bagaimana mereka ketika bersama.

________

"Om, kira-kira gimana ya reaksi Bibinya Dayu kalo liat kita dateng? Abisan udah kayak mau tawuran aja. Banyak bener orangnya." Ririn mendekatkan tubuhnya pada kursi depan agar lebih dekat dengan kedua pria itu.

"Senang?" sahut Daniel agak ragu pasalnya ia memang tidak peduli tentang itu.

"Bisa juga mikir, 'astagaaa jadi Saya harus ngasih makan orang satu kampung selama seminggu ini?'" ucapnya lagi sambil berusaha menirukan reaksi orang itu nanti membuat ketiga makhluk lainnya tertawa geli.

"Siapa suruh pada ikut!" sungut Lina masih dengan aktivitasnya pada salah satu bagian mobil yang menampilkan invisi-screen.

"Kapan lagi bisa liburan bareng mereka!" sungut Ririn yang kini juga ikut menarikan jemari pada layar tembus pandang lainnya.

"Oh iya, Nona. Tentang 'The Little Hacker' apa Nona masih penasaran tentang itu?" ucap Krish penasaran seraya menekan tombol kemudi otomatis dan berbalik menghadap Lina yang tengah asyik dengan kegiatannya.

"Udah dapet kok. Yang susah itu nyari ini.." Lina membalikkan layar itu 180° menghadap Krish yang segera memindainya. "Sama sekali gak ada informasi sedikitpun! Tapi Anonymous meyakini hacker ini ada dan sering aktif di waktu-waktu tertentu!" jelasnya lagi membuat Krish merasa semakin tertarik. "Namanya 'Mr. CA' bukan dalam komunitas Anonymous juga."

"Buronan CIA, NASA, FBI, sampai Mossad? Anak bangsa, loh!" seru Ririn antusias sambil melototi layar dihadapannya. "Tapi masa gak ada bocoran sedikitpun selain hal kelebihan umum gitu? Hebat juga nih orang!" serunya lagi.

"Entah harus bangga atau malah khawatir di situasi ini, ada aset seberharga ini di negeri kita. Bangga karena talentanya diluar batas dan khawatir bagaimana kalau jadinya dia malah berbalik menghkianati negeri kita ini." desah Krish mendramatis.

Petualangan Defit-al  (NEW)Where stories live. Discover now