DFTL [4] / Kyubi Kecil

362 21 1
                                    

Baca ae lah...

Cuss..
__________________

*****

Tepat di sebuah bilik kamar sederhana. Tampak tergolek lemah seorang wanita tua. Beralaskan kasur tipis dan kain kusam seadanya membalut tubuh ringkih wanita itu.

Sungguh miris, pertama kali mereka bertemu dengan keluarga kecil ini saat pulang dari latihan di rumah kakeknya Lina.

--

Angin sore berembus pelan menemani langkah empat orang anak kecil yang terus menapaki jalanan setapak. Di samping jalan itu hanya terdapat hutan lebat yang melingkupinya, menghalangi cahaya matahari yang tengah terpancar. Hari yang mulai gelap tak menghalangi tekatnya.

Tanpa takut mereka terus melangkah, menyusuri jalanan yang makin lama semakin memancarkan cahaya terang. Menandakan kumpulan pepohonan besar telah berlarut digantikan rumah-rumah yang terlihat berderet di pinggir jalan yang juga makin melebar.

Mereka terus menuntun sepedanya masing-masing tanpa berniat menaikinya sebelum akhirnya terdengar suara riuh dari arah samping mereka. Seorang anak kecil berumur sekitar tujuh atau delapan tahunan berlari tunggang langgang melewati mereka. Diikuti beberapa orang dewasa yang mengejarnya dan berteriak.

"Kembali kamu pencuri kecil!" teriak seorang wanita paruh baya yang ikut mengejar anak tadi.

"Berhenti kamu, bocahh!!" teriak yang lain.

Setelah orang-orang itu berlalu, mereka berempat menoleh menatap satu sama lain dengan dahi mengerut.

Sedetik kemudian seakan tau maksud teman yang lain, segera mereka menaiki sepeda masing-masing dan mengayuhnya cepat menyusul orang-orang tadi.

"Kenapa mereka mengejar anak kecil itu?" teriak seorang dari mereka berempat.

"Gak tau, kalau gak salah tadi mereka bilang... pencuri kecil?" sahut yang lain juga dengan berteriak.

"Harusnya ya jangan begitu juga, dia kan masih kecil. Biarkan saja, atau ditegur. Jangan malah dikejar, dia kan jadi ketakutan! Lagian anak kecil itu pasti punya alasan!" teriak seorang gadis bersurai dark chocolate diantara mereka.

"Iya, aku setuju sama kamu! Masa iya bocah digituin. Kita harus tolong dia, kasihan!" sahut gadis lainnya seraya mempercepat kayuhannya.

"Di depan, Rin! Belok kanan, kita potong jalan!" teriak laki-laki berambut chocolate terang itu kemudian memberi arahan.

"Ok!"

Akhirnya dengan pasti mereka berempat berbelok ke arah gang sempit dan berakhir di sebuah daerah lapang dengan rumput ilalang setinggi lutut yang terhampar.

Gadis berambut abu-abu itu dengan segera membanting sepedanya dan berlari menuju datangnya anak kecil yang mereka kejar tadi.

Grepp!

"Jangan! Jangan bawa saya. Lepaskan saya! Saya mohon lepaskan saya..." anak kecil itu berusaha meronta dari genggaman Ririn yang membawanya berlari menuju tempat sepedanya tadi tergeletak.

"Rin, Di sini!" teriak teman laki-lakinya yang memiliki rambut orange agak kemerahan dibagian ujungnya itu.

Ririn mengambil langkah seribu membawa gadis mungil digenggamannya yang kini hanya pasrah diajak berlari.

Mereka berlima segera bersembunyi di balik rumah-rumah warga dan setelahnya menaiki sepeda dan mengayuhnya cepat melewati gang-gang kecil dengan anak kecil tadi diboncengan Ririn.

Petualangan Defit-al  (NEW)Where stories live. Discover now