DFTL [72] / Lina!!

196 9 0
                                    


*****
____________

Gadis bersurai hitam itu menggeser nampannya. Menyatakan bahwa ia telah selesai dengan camilan ini. Dengan cepat ia kembali menarik selimut berniat untuk melanjutkan tidur sebelum pertanyaan yang diajukan padanya itu sedikit banyak telah mengganggu.

"Elisha, pasti kamu juga membawanya bukan?"

Gadis itu menoleh cepat mengurungkan niat untuk berbaring. Ditatapnya netra abu itu dalam berharap mendapat sesuatu. Lalu setelahnya mendengus pelan sambil tersenyum.

"Membawa apa, Om?" ia bertanya pelan seakan tak mengerti kemana arah pembicaraan ini.

Aarick menghembuskan napas kasar. Entah perasaannya saja atau memang benar gadis itu merubah sedikit auranya menjadi lebih menekan setelah membahas mengenai gadis kecil lainnya tadi. Ia balik menatap netra kelam gadis di sana mencari kejujuran akan ucapannya barusan.

"Kamu tau maksud Om, Elisha." ujarnya diiringi hembusan napas berat.

"Apa sekarang kau takut, Om?" Elisha menatap geli pria dihadapannya seakan coba sedikit menantang.

"Elisha, ini tidak lucu. Jangan bermain-main dengan Om. Cepat katakan yang sebenarnya!" desaknya lagi saat mendapati Elisha sama sekali tak menaruh niat dalam pembahasan ini.

"Katakan apa? Elisha udah bilang semuanya. Masalah Dayu, Lani, Ririn, dan... Lina. Ditambah kemungkinan-kemungkinannya juga. Jadi sekarang apa lagi?" kekehan renyah terdengar diakhir kalimatnya membuat pria itu menatap tajam dirinya jelas merasa tak puas.

"Berikan, Elisha!" desisnya gemas namun bukannya mendapat apa yang ia inginkan malah kekehan geli yang ia dapat. "Elisha..!"

"Ehehe... Sekarang Om jelas banget keliatan takutnya. Om takut sama Elisha ya? Atau... sama Lina?" gelak Elisha tanpa peduli wajah tampan itu berubah mengeras.

Elisha menyergit kala pria itu malah mengulurkan tangan dihadapannya. Menatap lama uluran itu lalu beralih pada manik abunya lagi masih dengan tatapan heran.

"Ahh, Om. Elisha bersih!" serunya kemudian seraya merentangkan tangannya seakan meyakinkan pria itu bahwa ia benar-benar tak membawa apa yang dicari olehnya.

"Tapi Om gak percaya!" geram juga lama-lama menghadapi kekeraskepalaan bocah tengil ini.

Benar saja, dengan gerakan cepat ia menerjang keras ke arah Elisha membuat gadis itu terkaget-kaget. Bahkan tanpa sadar ia telah menjerit memanggilkan satu nama yang entah mengapa terlintas begitu saja dalam otak.

"Lina.....!!"

Brakk..!

"Ehh?"

"Kochenk oren..!!"

"Hey... My little girl. Senang mendengarmu memanggil namaku."

"Kau..?"

_____

Para gadis itu berlari pelan sambil mengendap-endap. Memperhatikan sekitar memindai lokasi. Saat matanya menangkap beberapa sosok berbaju hitam di depan sebuah pintu, sudut bibirnya tertarik membentuk senyum setan. Dengan gerakan cepat salah satunya mengeluarkan dua bilah jarum dan perlahan mendekat dari balik dinding. Mengarahkan benda kecil itu pada titik target, dan

Srett...

Srett..

Dua pria kekar dalam balutan kain hitam itu seketika luruh ke lantai saat sesuatu menancap tepat pada leher bagian bawahnya. Ia mengerang senang kala lagi-lagi bidikannya tepat pada sasaran.

Shott...

Brukk

"Perfect!"

"Bidikan yang bagus, Lani."

Petualangan Defit-al  (NEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang