DFTL [70] / Diculik

129 8 0
                                    


_________

"Sekarang apa?" tanya Lina tiba-tiba mengembalikan pikiran pria itu dari awang-awang entah kemana.

"Ayo ikut, masalah selesai." ujarnya cepat membuat Lina membola.

Gila!

Nih orang beneran gila!

"Masalah Om yang selesai, sedangkan aku? Masalahku bahkan baru dimulai!" dengusnya kesal.

Lelaki itu kembali terkekeh geli menyaksikan kelucuan dari ekspresi kesal milik Lina.

"Baiklah, tapi...apa kamu percaya jika Saya bilang Saya menyukaimu?" tanyanya tanpa beralih tatap begitu berharap respon seperti apa yang akan ia dapat.

Namun sayang seribu sayang, ia harus kembali menelan kekecewaan saat jawaban itu sama sekali tak sesuai ekspetasinya.

"Oh, Om tau gak kalo Om adalah orang keseratus sekian yang bilang gitu ke aku? Lagian rasa suka itu adalah hak setiap orang, jadi apa yang bisa aku harapkan dari hal itu? Jodoh rahasia Tuhan dan kita gak bisa maksa entar akhirnya sakit sendiri." gerutu Lina yang mulai mengeluarkan kata-kata bijaknya dan bahkan bahasa formal itu tanpa sadar menghilang sudah.

"Hmm, padahal Saya berharap yang lain. Seperti ditolak mentah-mentah mungkin? Tapi nyatanya jawaban yang kamu berikan begitu tak terduga." ucapnya dengan nada penuh kecewa yang mengundang gelak tawa geli dari gadis bersurai dark chocolate itu.

"Makanya jangan biasain berharap yang gak pasti terlebih kepadaku, karena Om cuma bakal kecewa mendengarnya." Lina mengerling membuat pria itu berdecih.

"Jangan memainkan matamu seperti itu terlebih pada orang lain, Saya tidak suka." ujarnya cepat sambil menjitak pelan jidat Lina yang terekspos. "Tak apa jika kamu bilang banyak yang menyatakan hal seperti Saya tadi, yang jelas kamu hanya boleh bersama Saya seorang." kini ia yang mengedipkan sebelah matanya dengan gaya penuh pesona.

Mungkin jika itu dilakukan terhadap gadis lain mereka akan langsung mimisan atau malah bisa langsung pingsan di tempat. Tetapi ini adalah Lina, anak kecil sok polos yang sama sekali tak dapat terprovokasi dengan segitu mudahnya. Jadi percuma saja kau hanya akan merasa dikecewakan dengan telak, lagi.

"Om, itu gak bakal mempan terhadapku, okey? Jadi lupakan saja!" ingin sekali gadis itu menyemburnya dengan tawa saat melihat tatapan tak percaya itu.

"Hahh, susah sekali membuatmu terkesan. Lain kali Saya akan gunakan cara berbeda." desahnya.

"Ya, carilah inspirasi sebelum aku yang berhasil membuat Om jatuh bertekuk lutut." sahut Lina bangga sambil terkekeh guyon membuat ia kembali mendapat pelototan ketidaksukaan.

Jelas sekali orang ini tipe yang tidak suka dominasi diambil alih! Dasar orang tua sial*n! Maki Lina dalam hati.

"Hmm... Jadi, kamu mau ikut dengan baik-baik atau dengan cara yang lain?" finalnya kemudian seraya memasukkan tangan pada saku celana.

"Cara lain memang dengan apa? Memberi obat tidur lagi atau obat bius?" jelas sekali nadanya terdengar meledek.

"Bagaimana dengan cara yang bahkan kamu saja belum pernah membayangkannya?" deliknya penuh arti membuat Lina tercekat sesaat.

"Jangan lakukan yang macam-macam, aku masih anak-anak dibawah umur." sahutnya cepat membuat tawa lepas keluar dari bibir penuh nan menggoda itu.

"Memang apa yang kamu bayangkan?"

"Yang jelas itu bukanlah hal yang baik."

"Masih kecil jangan berkhayal terlalu tinggi atau kamu tak akan bisa menginjak tanah kembali." sekali lagi jitakan itu sukses mendarat dijidatnya membuat Lina berdecak tak suka.

Petualangan Defit-al  (NEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang