DFTL [94] / Kekesalan Davin

72 6 1
                                    

Happy reading..

Sorry for typo!

______________

*****

Masih sama seperti biasa, pagi yang cerah menyambut semua makhluk bumi. Memberikan semangat dengan penuh suka cita.

Tak ada hal lain ketika sudah berada di sini. Selain cepat-cepat menuju kelas atau nangkring di pojok. Sama halnya seperti kelima gadis cantik yang kini melangkah pelan dengan tas di punggung masing-masing. Dengan tanpa kata mereka hanya saling diam dan terus berjalan tapak demi tapak menuju kelas.

Bell tanda masuk memang telah berbunyi beberapa saat lalu. Di minggu kedua ini acara belajar dan mengajar telah berlangsung seperti biasa. Dan hari ini di jam pertama adalah mata pelajaran olahraga. Jadi itulah sebabnya mengapa kelima sosok itu masih dengan santai melangkah setelah mengganti baju di salah satu ruang ganti. Tanpa mau repot-repot melepas tas, mereka membawanya juga ke sana. Anggaplah mereka cukup pemalas.

Tinggal beberapa langkah lagi mereka akan mencapai pintu kelas yang terbuka lebar siap menyambut kedatangannya sebelum seorang guru wanita yang tampak ramping mengagetkan mereka.

"Mengapa baru masuk sekarang?" tanya guru muda yang dikenal dengan nama Bu Nina itu berseru pelan.

Tak ada kemarahan dimatanya saat melihat mereka berlima. Hanya tatapan heran saat melihat tas yang masih menempel di punggung masing-masing.

"Pagi, Bu Nina. Kita telat ganti baju soalnya tadi sarapan dulu di kantin. Jadi yaa sekalian aja bawa tasnya biar ga ribet." ujar Dayu menjelaskan dengan senyum membuat Bu Guru cantik itu ikut tersenyum memaklumi.

"Ya sudah, ayo kita masuk." ajak Bu Guru bidang olahraga itu kemudian seraya mendahului kelima gadis yang kini menghela napas lega.

Namun sedetik kemudian,

Gedebukk!! (Anggap ae suara jatoh-, -)

"Awhhh....!"

"Wahahaha..... Rasain kamu..!!" tanpa terduga seorang siswa yang bergender laki-laki itu terbahak dengan begitu senangnya mengabaikan seisi kelas yang telah terdiam di tempat tanpa ada yang berani bergerak bahkan untuk sekadar bernapas keras.

"DAAVIIIINNN...!!!"

Glek,

Tawa menggelegar penuh ejekan itu seketika terhenti bak ditelan bumi. Suaranya tercekat tertahan di tenggorokan kala suara melengking itu mengudara menggema terpantul beton. Matanya yang tadi menyipit geli melotot seketika membuat pupil itu hampir keluar dari tempatnya.

Tatapannya bergetar pelan dengan lirih kala mendapati seonggok tubuh manusia yang bernama wanita terjerembab di lantai dingin. Jemari lentik sosok itu tampak mengusap jidat yang mulai memerah, mungkin akibat terantuk lantai. Mata besarnya pun telah melotot tajam memberi peringatan. Dadanya kembang kempis menahan emosi yang seketika mengudara.

"Bb-buu.. Nina..?" suara remaja itu terbata dengan gigi terkatup rapat, tak berani menatap sosok yang siap mengamuk itu.

"Davinn!! Dengar ya, kamu itu memang anak dari pemilik sekolah ini. Tapi bukan berarti kamu bisa seenak jidat di sini!!" kemarahannya tak lagi dapat dibendung membuat setiap pasang mata yang melihatnya bergidik pelan.

"I-itu.. Maaf, Bu... Saya gak sengaja," cicitnya pelan.

"Kamu!! Cepat keluar dari kelas dan berdiri di lapangan sampai Saya puas!!" final sang Ibu Guru tanpa peduli apapun status anak tak beradab dihadapanya membuat remaja itu pias seketika.

Petualangan Defit-al  (NEW)Where stories live. Discover now