DFTL [16] / Om Pedo

186 19 0
                                    

Happy reading, Sobb...!!

__________________

Gadis itu terus berlari menembus lebatnya hutan. Tak peduli seberapa banyaknya luka goresan dari ranting juga duri tajam yang telah ia terima. Cucuran keringat yang bahkan telah berubah merah akibat tercampur dari darah yang terus mengalir dari luka-lukanya. Berlari dan kembali berlari tanpa niat menoleh ke belakang seakan takut apabila melirik sedetik saja ia akan mati.

Mata yang kini berubah sayu samar-samar menatap lurus dan mendapati cahaya kehidupan di sana. Terbitlah senyum samar dari bibir pucatnya seraya mempercapat lari sebelum kepakan sayap itu membuatnya menahan napas.

Seutas benang sebening kristal seketika membelit kakinya sesaat sebelum ia mencapai sinar kebebasan itu. Tubuhnya seakan melayang dan menyentuh tanah dengan keras setelahnya.

Tidak! Ia tak boleh seperti ini. Ia harus melawan! Tapi....

"Jangan lari lagi, kamu tidak lelah?" gumaman bariton itu seakan mengalun merdu namun membawa dampak kehancuran yang besar bagi gadis yang kini berusaha bangkit kembali.

Walau tubuhnya tak dapat berbuat banyak. Setidaknya ia masih mampu bertahan.

"Lelah? Yang bener aja dong. Dalam kamus hidupku gak ada kata lelah!" sahut gadis itu mendesis.

"Jika begitu, larilah lagi sejauh yang kamu bisa. Karena Benwang akan selalu berhasil menangkapmu kembali. Membawamu dalam dekapan hangat milik Benwang seorang." gumaman itu kembali merasuk paksa membuat gadis bernetra abu-abu itu bergidik akan nada penuh kuasa darinya.

"Ya, kenapa nggak? Tapi dalam mimpi mu, sial*n!" tatapan tajam yang dihunuskan gadis itu mampu membuat pria aneh tersebut mengangkat sudut bibirnya.

"Tentu, dan ada saat di mana suatu hari nanti kita akan bertemu dan terikat selamanya." wajah datar itu menatapnya penuh arti sebelum benang yang menjerat kakinya ditarik paksa.

Gadis itu berusaha melawan. Namun apalah daya tenaganya telah terkuras habis. Ia semakin mendekat pada pria dalam balutan jubah kuno khas kerajaan itu seiring tarikan pada kakinya.

"Heh! Apa-apaan kamu! Lepasin, sat! Woy...huaa...!" pekikan lirih darinya bagai melodi yang mengalun indah dalam indera pria itu.

"Kanu manis sekali. Tapi sangat kasar. Benwang akan menghukummu nanti." ia masih menarik gadis itu mendekat sampai ia mampu meraihnya.

"Ssh, sial*n! Dasar manusia jadi-jadian! Lepasin aku...!" gadis itu makin panik saat pria aneh berjubah itu mulai mendekapnya erat.

Sungguh, ia sangat takut. Walau seberani apapun dirinya. Tetaplah ia manusia juga. Dia harus bisa menyelamatkan diri sebelum sosok aneh ini memangsanya! Tapi sekarang? Bahkan untuk bergerakpun susah.

Jeritan gadis itu makin menjadi saat kini tubuhnya tertutup oleh sayap pekat besar milik pria itu.

"Jangan takut. Benwang tak akan menyakitimu." ucap pria itu pelan seringan kapas diakhiri kecupan pelan pada pipi putih pucatnya.

Gadis itu tertegun dan kembali berteriak setelahnya.

"Benwang masih ada tugas. Jadi tunggulah sampai Benwang kembali. Dan, ini untukmu." ujarnya seraya menyodorkan sekuntum bunga chrysan dalam kristal bening yang cantik.

Dan setelahnya, pria itu kembali mengepakkan sayap mengarungi langit biru di atas sana membuat gadis itu kagum sesaat. Ia menyapu pandang pada kristal digenggamannya dan mulai tersadar akan sesuatu.

Petualangan Defit-al  (NEW)Where stories live. Discover now