2. Yo_hurt

242 171 332
                                    

🐝🐝🐝

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🐝🐝🐝

Bahy berjalan masih dengan senyum malu-malu, karena ini merupakan momen langka bagi seorang Bahy Rafardhan.

"Gak ada yang liat gue kan?" Katanya seraya melihat sekeliling.

Padahal ini sudah lebih dari dua ratus meter sejak ia meninggalkan bunga aspal tadi. Tapi ia tak bisa menghilangkan senyum di wajah tampannya itu.

Kakinya masih setia menapaki jalanan beraspal yang kini berganti dengan jalanan berpasir berikut bebatuan kerikil.

Langkahnya kian melebar, ia terus melangkah hingga sepatunya yang sedikit sobek itu menginjak rerumputan.

Kini dia disambut dengan semak-semak belukar. Tangannya dengan sigap menyibak akar panjang tumbuhan liar itu. Ia terus berjalan menyusuri rerumputan yang tingginya hampir sama dengan Rara.

Semakin berjalan ke dalam semakin sulit untuk melangkah. Mengapa Bahy ke tempat seperti ini? Gelagatnya sangat mencurigakan. Ya, dia seperti hendak melakukan kejahatan.

Tiba-tiba langkahnya terhenti, di hadapannya terdapat bangunan tua dengan atap setengah lingkaran yang sudah terbengkalai.

Diantara akar serabut, ia menemukan pintu masuk ke dalam sana. Dia lantas menyalakan senter di ponselnya dan memasuki ruang gelap tersebut.

Dia berjalan memasuki bangunan yang entah siapa pemiliknya. Dalam keadaan remang-remang ia terlihat sedang mencari sesuatu.

"Ketemu," katanya saat cahaya menyorot lentera yang ada di dinding. Tangannnya kali ini beraksi, jari-jemari itu sedang sibuk mencari sesuatu dari dalam saku celananya.

Akhirnya, Ia mengeluarkan pemantik berwarna merah. Tidak perlu waktu lama, lentera itu kini sudah menerangi bangunan.

Keadaan disini sangat memprihatinkan, banyak sampah berserakan dimana-mana. Kakinya nampak berusaha menyingkirkan beberapa kaleng hingga menyisakan ruang untuknya duduk.

Tangan kanannya masih sibuk memainkan pemantik, sementara si kiri tampak sibuk kembali dengan aktivitas pencarian di dalam saku celananya.

Tak genap sepuluh detik, si kiri dengan bangganya mengeluar sebuah benda persegi dengan gambar-gambar mengerikan.

Kita bisa melihat dengan jelas organ tubuh manusia yang rusak. Disana tertulis, ROKOK MERENGGUT KEBAHAGIAAN KITA SATU PERSATU.

Dia mengeluarkan sebatang tembakau berselimut papir putih yang rapi, lantas diletakkan pada bibir indahnya. Pemantik yang sedari tadi setia menunggu akhirnya dapat menjalankan tugasnya.

Api dengan cepat menyebar—membakar sedikit demi sedikit tembakau di dalam sana hingga menimbulkan bau yang khas.

Nyala lentera membuat bayangan tubuh Laki-laki itu muncul di dinding tua. Tangannya sangat lihai memegang benda yang mengandung nikotin itu. Kepulan asap kini mengisi seluruh bangunan. Matanya kembali pada bungkus rokok.

Hi Rarala [✓]Where stories live. Discover now