50. Wait+ing Her

90 63 66
                                    

🐝🐝🐝

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🐝🐝🐝

"Ngapain lo disini?" Tanya Rara ketus. Sejujurnya ia sangat tak mengharapkan kedatangan lelaki itu.

"Maaf gue telat," Ucapnya.

"Lagian kalo punya pacar kenapa ngajak malmingan sama gue?" Rara pun berlalu.

"Ra!"

"Ra, gue punya alasan kok,"

"Gue gak butuh alasan lo, ayo Bahy!" Ajak Rara, Bahy pun kembali mengekor.

"Hy, lo kok gitu sih? Lo dipihak siapa sih?"

Sama halnya dengan sang majikan, Bahy pun tak mengindahkan ucapan Irfan.

Ketiganya terus menjelajah tempat itu, tanpa tahu tujuan mereka kemana.

"Nonton aja yuk!" Ajak Irfan, ia sudah mendahului dengan memesan popcorn. Namun tentu saja Rara mengabaikannya.

Mereka melewati karaoke box, Irfan melihat Rara terus melirik tempat itu. Ia pun sengara memasukinya.

"Kami mau karaokean?" Tanya Bahy, namun Rara berkata tidak.

Irfan yang sudah ada dalam box kaca itu pun terus melambai dan melihat keduanya kembali meninggalkan dirinya.

Meskipun menghela nafas, ia terus pantang menyerah merebut maaf dari Rara.

"Mau main arkade? Gue payah banget main ini," ucap Irfan seraya memakan popcornnya.

"Bahy ayo!" Rara menarik tangan Bahy.

"Ayo barengan, tungguin gue!" Ucap Irfan dengan mulut penuh biji jagung.

"Mohon maaf, dilarang membawa makan di area arkade," cegah petugas. Irfan lantas menghabiskan sisa popcorn di tempat itu juga.

"Abis, maaf pak saya gak liat tempat sampah. Tolong buangin yah pak, makasih banyak," ucap Irfan dilengkapi senyuman sejuta dolar.

"Anak ini..ekhem" petugas itu tampak marah, namun ia justru menerimanya.

Akhirnya Irfan menemukan kedua temannya, ada sedikit rasa cemburu yang hadir di matanya. Semakin terlihat jelas dengan senyuman dan lesung pipi yang perlahan menghilang.

Matanya tertuju pada Rara yang sedang tersenyum menyaksikan Bahy yang unjuk diri dengan bermain basket.

"Wow!! Kenapa kamu jago banget," puji Rara.

Perhatian Rara kini tertuju pada tiket-tiket yang keluar. Kedua lelaki itu menatap orang yang sama. Mereka melihat Rara begitu bahagia dengan tiket-tiket itu.

"Kenapa seneng banget?" Tanya Irfan.

"Tujuan kita main bukannya hadiah?" Rara segera membungkam bibirnya yang tersenyum saat menyadari yang mengajaknya bicara adalah si kodok.

Hi Rarala [✓]Where stories live. Discover now