40. Debt Collector II

55 33 28
                                    

🐝🐝🐝

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

🐝🐝🐝

Langit tampak semakin cerah, angin menyapa akar belukar yang menjuntai di dinding bungker. Sinar lentera membuat bayangan kedua orang ini begitu indah.

Goresan kuas yang halus menampilkan perpaduan warna yang indah di dinding tua itu. Disaat lukisan Bahy yang mulai jelas terlihat, lukisan Rara justru masih abstrak. Sampai sekarang Bahy masih mengira-ngira apa yang sebenarnya dilukis perempuan itu.

"Kenapa kamu ngundurin diri?," Tanya Bahy tampak serius. Ia bahkan menghentikan kegiatannya.

"Ngundurin diri apa? Oh lomba lukis? Aku rasa aku gak memenuhi syarat jadi perwakilan," jawab Rara.

"Kamu berbakat, kamu lebih dari baik dari siapapun."

Mendengar ucapan Bahy membuat Rara tersenyum simpul. Ia mencelupkan kuas pada air di dalam kaleng cat. Ia lantas duduk beralaskan kardus.

"Coba tebak apa yang bu Leni bilang saat kacauin seleksi itu!"

Rara melirik lelaki mata sendu yang saat ini seakan kehilangan suaranya.

"Kalau kamu mikir bakatku di bawah kamu jawabannya benar, aku tidak sepintar Rayi juga benar, dan aku tidak sekaya Alvan ini juga benar. Tapi aku lega, kamu tau kenapa?" Sekali lagi ia melirik Bahy namun lelaki itu masih bergeming.

"Tujuanku naik peringkat A+, dengan ikutan lomba lukis gak bisa bantu aku naik. Aku perlu batu pijakan lain, dan satu-satunya kekurangan aku cuma PJOK. Aku pikir O2SN adalah batu pijakan itu," tutur Rara.

Satu jawaban itu berhasil memecah pertanyaan-pertanyaan lain di benak Bahy. Kini Bahy tahu apa keinginan Rara, ia ingin mengungkap misteri kematian Caca sahabatnya. Apa yang akan terjadi jika Rara tahu ia ikut andil dalam kejadian itu?

Bahy pun duduk di samping Rara hal itu membuat Rara menoleh padanya. Rara bisa melihat Bahy sedang menimbang-nimbang sesuatu.

"Aku tau kamu tertarik dengan Alvan dan geng link, tapi mereka sangat berbahaya."

Manik sendu itu menatap dalam mata Rara, tak ada kebohongan disana. Namun, ada rasa penyesalan yang tersirat.

"Aku gak takut Hy, karena mereka bukan lawan yang sulit. Diri kita sendirilah yang sangat menakutkan dan sulit ditaklukkan."

Bahy menelan ludahnya sebelum siap bercerita panjang lebar tentang masa lalu kelamnya, padahal bukan hal sulit saat bercerita dengan Irfan namun Rara adalah pengecualian.

Hal yang paling Bahy takutkan adalah Rara akan menjauh darinya, karena jika hal itu terjadi maka sia-sia apa yang telah dia perjuangkan selama ini.

"Kamu salah besar jika menganggap hubungan aku dan Alvan adalah pertemanan. Dari awal aku hanyalah seorang pengemis."

🐝🐝🐝

Flashback on

25 Juli 2014

Hi Rarala [✓]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz