36. Ph0ne Strap

60 43 33
                                    

🐝🐝🐝

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🐝🐝🐝

Rara melihat gerak-gerik Bahy sedikit mencurigakan. Laki-laki bermata sendu itu tampak sedang menggunakan ponsel seseorang. Ya, Rara sangat yakin itu bukan milik Bahy.

"Sob!" Sapa Irfan yang membuat Bahy dengan sigap memasukkan handphone berwarna pink tersebut.

Keduanya berjalan menghampiri Bahy yang tengah mengelap bibirnya yang kering. Manik Rara tak lepas dari saku celana Bahy, bahkan gantungan manik-manik itu menyembul keluar.

"Itu apa?" Tanya Rara tanpa berbasa-basi. Refleks Bahy langsung memegang erat ponsel itu.

Irfan yang baru menyadari hal itu ikut penasaran juga. Ia berusaha merebut manik-manik cantik dari dalam saku Bahy.

"Diem!"

"Apaan dong? Kepo nih gue," ucap Irfan.

"Hp kakak gua."

Begitu mendengar hal itu Irfan spontan menghentikan aksinya. Ia melupakan niat awalnya. Namun tidak dengan Rara, kali ini ia justru semakin penasaran.

"Beneran?"

"Ya bener dong Ra, masa lo gak percaya. Yuk ah gaskeun!" Ucap Irfan seraya merangkul Bahy. Keduanya berjalan memasuki kantin dan meninggalkan Rara yang masih penasaran.

"Ayo!!," ajak Irfan karena menyadari Rara tidak mengikuti mereka.

"Buruan sini! Mau dirangkul juga?" cibir Irfan. Tak ada alasan untuk tidak mengikuti keduanya, Rara pun memasuki kantin mewah yang dibuat khusus bagi siswa siswi berprestasi.

Meskipun bukan kali pertama menginjakkan kaki di sana, tapi Rara masih asing dengan tempat itu.

Dia berjalan menuju meja di sudut kanan, sementara Irfan dan Bahy berjalan ke sofa di sudut kiri.

"Mau kemana?"

Suara Bahy menghentikan langkah Rara, ia pun berbalik dan dengan polosnya mengatakan akan duduk sendiri. Namun Bahy menghampirinya.

"Ayo duduk disana, jangan sendirian. Kamu kan gak suka makan sendirian," ucap Bahy lengkap dengan senyuman.

Telapak tangannya menanti tangan mungil Rara. Tapi Rara tak jua menyambutnya.

"Oh atau mau pegang baju lagi?"

Gurauan Bahy menghadirkan senyum di wajah cantik Rara. Angannya terbang mengingat kembali kejadian di bungker kala itu.

Namun gerombolan orang dengan perut lapar justru datang seketika. Dan membuat keduanya terjebak di tengah-tengah.

Bahy yang mulai melangkah membuat Rara panik dan segera menarik baju Bahy. Hal itu membuat Bahy menoleh, ia lantas menggenggam tangan Rara dan berjalan melewati lautan manusia yang sedang berlalu lalang.

Hi Rarala [✓]Where stories live. Discover now