20. Our Secret

86 63 119
                                    

🐝🐝🐝

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🐝🐝🐝

Mata Rara kian melebar, dia bahkan menahan napasnya. Wajah Bahy semakin dekat dengannya. Kini laki-laki itu memegang tangannya. Tidak! Bahy memiringkan Wajahnya dan itu lebih dekat lagi. Rara bisa merasakan hembusan napas Bahy menerobos gendang telinganya.

"Ini rahasia, tolong jangan kasih tahu siapapun." bisiknya seraya mengangkat tangan Rara dari perutnya.

"Biar aku obatin sendiri" sambungnya, namun Rara masih terpaku. Pikirannya yang tadi tercemar belum pulih.

"Tenang aja, aku jago nyimpen rahasia. Tapi kenapa kamu bonyok kek gini, gak mungkin karna jatuh."

"Aku dipukulin."

"Kenapa? Sama siapa?"

"Aku yang salah. Tapi kamu gak perlu tahu orangnya, kamu gak kenal dia."

"Padahalkan bisa diomongin baik-baik, kenapa sih cowok selalu adu jotos?"

"Kenapa juga cewek selalu saling jambak?" Sindiran Bahy tentu saja membuatnya malu.

"Sana pergi, biar aku urus sendiri. Nanti orang salah paham kalau liat kita berdua kek gini" Rara pun menyadari dia sedari tadi mengobati perut bahy, dia bahkan menyentuh otot-otot perut itu. Rara pun secepatnya mundur dengan menutup wajahnya.

"Yaudah aku balik ke kelas, bye."

"Ra lo gila ra, wah.. wahhh!! Lo ngapain barusan? Irfan pasti ngeledek gue kalau tau" katanya seraya memukul-mukul kepalanya, namun tiba-tiba ada yang menghalangi pukulannya.

"Kasian kepala lo."

"Ngagetin aja."

"Hayo! Lo abis ngapain sampe kaget kek gitu?"

"Apa? Gue gak ngapa-ngapain" sanggah Rara, memang benar dia tidak berbuat hal buruk namun pikirannya tidak bukan?

"Terus lo kemana aja gak ganti baju?"

"Gue udah ke toilet tapi gue lupa seragamnya ketinggalan" irfan kecewa dengan jawaban Rara, dia tahu Rara tidak ke toilet.

"Oh gitu! Buruan ganti! bau."

"Ihhhh" rara memukul lengan irfan.

"Sakit Ra! Harusnya lo pukul bola kayak gitu!"

"Lo kan nyebelin, kalo bola nggak."

"Meskipun lo nganggep gue samsak gue rela. Gue suka jadi tempat lo lampiasin amarah, kekesalan atau apapun yang buat lo lega" monolog Irfan.

"Besok kita latihan!" Perintah Irfan yang sangat mendadak.

"Hah? Besok?"

"Kenapa? Sibuk?"

"Gak juga sih."

"Yaudah nanti gue jemput pagi-pagi, awas yah harus udah siap!"

"Siap bos!" Seru Rara dengan tangan menghormat, namun irfan malah membalasnya dengan kedipan yang membuat Rara menyinyir.

Hi Rarala [✓]Where stories live. Discover now