35. Two s1de

64 37 39
                                    

🐝🐝🐝

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🐝🐝🐝

Sebuah tanaman elok memukau mata, bunga yang sedang mekar berwarna putih bersih tampak tanpa dosa. Daunnya menjulur terlihat mengkilap seperti dilapisi lilin.

Seekor semut yang sedang berjalan-jalan pun ikut tersihir, ia terus berjalan mendekati bunga cantik itu. Dan tanpa sadar sudah menginjak daun itu, sungguh sangat menjijikkan.

Namun cairan lengket itu bagaikan lem yang sangat kuat, semut itu tak bisa bergerak apalagi melarikan diri dari sana. Semakin ia berusaha semakin kuat pula cairan itu mengikatnya.

"Semutnya mati?"

"Omo!! Merinding"

"Jadi, Butterworth ini menggunakan kecantikannya untuk memikat para serangga dan seketika membuat target masuk ke dalam perangkap. Cukup sekian presentasi dari kelompok kami, terima kasih" ucap Rayi mengakhiri.

Semua penghuni sebelas mipa pun bertepuk tangan disertai sorakan. Rayi beserta kelompoknya tersenyum bangga.

"Kelompok selanjutnya silahkan ke depan!" Ucap Pak Yusuf sang guru biologi.

Merasa terpanggil Rara segera beranjak dari bangkunya. Tak lupa merebut buku yang masih di baca Puput. Ia terlihat sangat percaya diri namun anggota kelompoknya tidak demikian.

Puput tampak mengingat apa yang tertera di buku itu, Naufal sedang sibuk memainkan pulpen yang kini ia simpan di daun telinganya, Haura tampak enggan maju ke depan.

Sementara itu, seseorang yang tak diundang mendadak mengikuti mereka. Hal itu tentu saja membuat semua orang heran.

"Lho sejak kapan lo kelompok Rara?"

"Lah iyah! Cinta sih cinta tapi gak gitu caranya mas!"

"Wkwk prikitiw!"

Begitu banyak cemoohan yang Bahy dapatkan namun tak mencegahnya untuk terus melangkah maju ke depan.

"Bahy memangnya kamu kelompok mana?" Tanya guru dengan perawakan melebihi kata sempurna.

"Saya kelompok ini, Pak" jawab Bahy.

"Bahy kan gak punya tetangga euy," ucap Liam memperjelas. Ya, inilah resiko jika duduk di bangku paling ujung di kelas. Pasalnya Pak Yusuf membagi kelompok berdasarkan persaf bukan perbanjar.

"Oh iyah, bapak lupa. Tolong di maklumi yah."

"Gwaenchanna atuh pak," sahut Friska seperti pak Yusuf termasuk guru favorit disini. Friska sang anak kpopers pun dibuat betah berada di kelas.

Namun, Rara tidak tahan lagi untuk memulai presentasinya. Ia pun memberi aba-aba kepada anggotanya untuk mulai memberi salam.

"Perkenalkan kami kelompok empat, seperti halnya kelompok lain, kami pun akan mempresentasikan tanaman langka. Jenis tanaman langka yang kami pilih sebenarnya bukanlah spesies langka melainkan sering kalian jumpai.."

Hi Rarala [✓]Where stories live. Discover now