62. The Tale of Queen Bee II

52 28 28
                                    

🐝🐝🐝

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

🐝🐝🐝

Rara menyentuh dagu Irfan, hingga lelaki itu menoleh. Irfan menatap Rara penuh tanda tanya. Karena adegan ini tak tertulis di naskah. Bahkan Rara tak pernah membicarakannya.

Mata Irfan terbelalak tatkala wajah gadis itu semakin mendekatkan.

Penonton berteriak histeris, namun ada juga yang ikut terbawa suasana sambil menahan napas.

Keadaan di backstage tak kalah heboh. Bahkan suhu panas melanda Bahy, ia mengarahkan kipas besar itu pada badannya.

Wajah Rara semakin dekat saja, Irfan tak bisa bernapas. Ia lantas memalingkan mukanya dan bangkit.

Pedang berlumuran darah ia hempaskan ke tanah. sisa darah di dagunya ia bersihkan.

Irfan : Bagaimana bisa aku bahagia
Saat tubuhku berlumuran darah
Lawanku tlah tumbang tapi ku menyesal
Mengapa harus seperti ini?~~

Rara : Maafkan diriku tak memahami mu
Seharusnya aku bertanya lebih dulu
Jika kau menyesal relakan saja aku
Mungkin kita memang tak berjodoh~~

Irfan melihat kepergian Rara, ia sudah sejauh ini untuk mendapatkan ratunya. Apakah ia akan menyerah begitu saja?

Budak : "Meskipun aku menyesal membunuh mereka, tapi aku tak menyesal berjuang atas nama cinta. Hiya!!!"

Irfan mengambil kembali pedangnya, ayunan cantik mengarah pada pengawal bertubuh gempal itu. Irfan tampak sangat terampil menghindari pedang lawannya.

Suara pedang mengisi telinga penonton, kini Liam bersiap mengganti lagu berikutnya.

'jleb!'

Gibran tertusuk pedang Irfan, ia memuntahkan cairan merah yang dari tadi berada di mulutnya. Kantung di dadanya berhasil mengeluarkan cairan serupa.

Belum cukup telah menumbangkan lawannya, Irfan berniat menghunuskan kembali pedang penuh darah itu.

Ratu : "Cukup! Hentikan wahai pejuang! Jangan kau bunuh pengawal setiaku!"

Budak : "Hamba pantas mati Yang mulia!"

Irfan berlutut di hadapan Rara dengan menyerahkan pedang penuh hormat.

Ratu : "Wahai rakyatku! Sayembara telah berakhir! Pejuang inilah pemenangnya!"

Sorakan heboh terdengar dari tribun. Penonton semakin bersemangat menanti kelanjutan cerita ini.

Hi Rarala [✓]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz