51. Truth

95 50 50
                                    

🐝🐝🐝

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

🐝🐝🐝

"Udah sebulan," gumam Rara seraya menekuk wajahnya.

"Apaan? Si kodok pacaran?" Ucapan Puput langsung mendapat tatapan intens dari ratu lebah.

"Puput markuput temen gue yang paling gabut, ngapain juga gue nginget-nginget hari jadian orang?"

"Ya kali, emangnya apa coba?"

"Lo lupa gue jdi atlet voli binaka dari sebulan yang lalu?" Ucap Rara dengan nada menyombong.

"Biasa ae atuh neng gak usah muncrat!"

"Perasaan gue biasa aja ngomongnya gak pake ngegas, ko bisa muncrat?" Rara tampak berpikir.

Ia pun menyadari bahwa temannya itu sedang bergurau padanya. Tak bisa dibiarkan begitu saja, seperti biasa tangan-tangan jahilnya sudah bersiap hendak menggelitik lemak perut temannya.

Namun kedatangan Friska membuat Rara mengurungkan niatnya. Pasalnya keceriaan menghilang dari anak kpopers itu.

"Tumben lo gak berisik," ucapan jujur Puput membuat bibir Friska mengerucut.

"Gue gak sanggup, na eotteohkae?" Jawabnya dengan ekspresi menyerah.

"Kenapa? Lo lagi ada masalah?," Tanya Rara yang mulai iba. Ia mendekat pada gadis itu.

"Kenapa dia sedingin itu?"

Pertanyaan Rara dibalas kembali dengan pertanyaan padahal ketiga orang itu tak tahu apa maksud Friska.

"Siapa?," Puput mulai bersemangat.

"Siapa yang julukin dia matahari? Nyatanya lebih dingin dari kulkas," lanjutnya menggerutu.

"Oy! Kalo lo gak bilang orangnya gimana kita bisa tau," tampaknya Puput mulai kehabisan kesabaran.

"Kalem dong Put! Maklumi gue lagi mode sebel yah kek gini."

"Jadi dia siapa?" Kali ini Rara yang bertanya.

"Si manusia kulkas yang di juluki satu dari tiga matahari Binaka, pacar tiga detik."

Penjelasan Friska yang sangat rinci memudahkan ketiganya untuk menebak siapa orang tersebut.

Rara pun beralih pada kursi di pojok ruangan, ya tempat tinggal sang rubah tentunya.

"Bahy kan emang gitu," bela Puput.

"Ani! Neomu dalla!"

"Hah?"

"Dia beda banget, gue berasa menggigil di ruangan itu.."

Ketiga orang semakin mendekatkan telinga mereka padanya.

"Sebulan ini kita latihan lukis bareng, tapi dia sama sekali gak pernah ngomong sama gue. Setiap gue nanya atau ngajak ngobrol dia selalu acuhin gue. Dia bahkan gak pernah liat gue, apa gue gak keliatan?.."

Hi Rarala [✓]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora