66. Swarm Bees

45 22 27
                                    

🐝🐝🐝

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

🐝🐝🐝

"Nyokap lo nyaleg, Ray?"

Rayi meneguk habis minuman dalam gelasnya sebelum menjawab pertanyaan Irfan.

"Kayaknya jadi istri wali kota gak cukup," senyuman terus ikut serta.

Rara yang sedikit canggung hanya tersenyum, ia sangat menghindari topik bertemakan politik.

"Ray, gue butuh info tentang mereka" ucap Rara tertuju pada A+.

"Ah bener! Gue hampir lupa tujuan kita, Ra"

"Tujuan apa?" Rayi tentu saja tak mengerti.

"Nanti gue jelasin, sekarang lo bantuin mai quin dulu okey?"

Rayi mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih lanjut.

"Sebelumnya apa lo tau makna A+?"

"Wah! Lo ngeremehin Rara, ya jelas dia gak tau lah! Bukannya lo mau kasih tau?"

"A+, dari namanya aja sudah menandakan bahwa kita lebih unggul dari siswa yang lain. Tapi A+ sendiri berarti kesempurnaan. Mereka terlalu sempurna jika mengenal lebih dalam.."

"Cewek yang tadi! lo bener dia bukan orang paling berkuasa. Dia cuma anak komisaris polisi.."

"..Yang itu! Cowok dasi navy keluarganya lulusan hukum, sekarang dia juga kuliah jurusan hukum."

Rara dan Irfan mendengar setiap penjelasan dari Rayi. Sementara itu, Selina tampak duduk di sudut ruangan. Beberapa gadis tampak memandang remeh ke arahnya.

"Kasian! Gue gak sabar liat peringkat dia terjun bebas haha,"

"Lebih seru kalo dia juga ikut terjun bebas hahaha."

"Berisik!"

Gadis bergaun putih itu tampak terganggu. Anehnya, orang-orang itu langsung berhenti membicarakan Selina. Rara yang menyadarinya lantas bertanya pada Rayi.

"Lo hampir bener, tapi bukan dia orangnya. Keluarganya adalah pemilik rumah sakit Amalia."

"Ada yang aneh, meskipun mereka alumni tapi kenapa gak ada satupun yang tau."

"Ternyata lo sadar, kebanyakan dari mereka justru gak sekolah disini."

Pernyataan Rayi membuat Rara syok. Fakta apalagi ini? Berapa banyak rahasia di sekolah terkutuk ini?

"Contohnya cewek dress putih tadi, dia bahkan sama sekali gak pernah duduk dibangku Binaka tapi dia lulusan terbaik dua tahun yang lalu."

"Tunggu Ray!" Rara menarik napasnya sedalam mungkin. Tampaknya fakta baru yang ia temukan diluar prediksinya.

"You? That's her!"

Suara lelaki itu tak asing di telinga Rara, Irfan mulai emosi melihat orang dihadapannya namun Rayi menahannya.

Hi Rarala [✓]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt