31. Lie

60 46 62
                                    

🐝🐝🐝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐝🐝🐝

"Tapi aku penasaran kenapa kamu tetep pake sepatu itu?," Rara tidak pernah menahan rasa ingin tahunya. Jika tidak ditanyakan insomnia nya akan semakin parah.

Pertanyaan umum yang sering ditanyakan pada Bahy, tentunya laki-laki belum lelah menjawabnya.

"Aku juga punya sepatu lain bahkan seminggu yang lalu aku beli sepatu baru. Tapi cuma sepatu ini yang bikin nyaman," ucap Bahy seraya menatap dalam manik Rara.

"Cihh! Itu namanya gamon!"

"Gamon apaan?

"Gagal move on hahaha, romantis banget sih sepatunya pasti baper," goda Rara dan Bahy hanya bisa tersenyum dengan kepala menggeleng.

Sejujurnya ia masih tak menyangka bisa berbicara asik dengan Rara seperti sekarang. Dulu ia selalu merasa tak pantas untuk sekedar mengobrol dengan Rara.

"Kenapa gak dari dulu? Mungkin kita udah jadian sekarang," batin Bahy.

"Hy, Bahy! Bengong, mikirin apa sih?"

"Hah? Euu.. eh tadi kenapa nangis? Cengeng!" Ucap Bahy mengalihkan topik pembicaraan.

"Gak tau, saat liat sepatu kamu yang rusak aku mendadak emosional."

"Kok bisa?"

"Gak tau, mungkin aku bisa merasakan perasaan kamu sama sepatu itu hahaha," gadis bersurai itu tertawa lepas dan melupakan kesedihannya.

"Apaan? Terus kamu liat gak perasaan aku ke kamu?"

Pertanyaan ini sontak membuat Rara terdiam, bahkan seluruh Binaka sudah tau hal itu, mustahil Rara yang pandai tidak menyadarinya.

"Gak liat."

"Hah?"

"Aku gak bisa liat perasaan kamu lah."

Penyataan singkat itu membuat keduanya tertawa riang. Ya, Rara memang pandai karena perasaan tidak bisa dilihat kan? Perasaan hanya bisa kamu rasakan. Apakah kalian menyimpan perasaan terhadap seseorang?

Sementara itu, Irfan dan Haura berjalan ke belakang gedung olahraga. Tempat yang cukup sepi untuk membicarakan masalah serius.

"Lepasin Fan!" Haura berusaha melepaskan cengkraman tangan Irfan. Ya, sedari tadi ternyata Irfan mencengkram kuat tangan itu bahkan kini meninggalkan bekas.

"Maksud lo apa akting kek tadi?" Irfan sama sekali tak berniat lembut dengan mantan pacarnya ini.

"Akting? Lo pikir gue akting? Fan, lo udah di butain sama cewek itu. Segitu bencinya lo sama gue sampai gak bisa bedain kalau itu fakta," Haura mengatakannya sambil terisak.

Sejujurnya Irfan tak tega jika melihat wanita menangis, ia bahkan membuat tangan Haura terluka.

"Fan, gue sayang sama lo meskipun taun demi taun berlalu perasaan gue masih sama kayak dulu."

Hi Rarala [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang