56. Link 2

74 46 55
                                    

🐝🐝🐝

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🐝🐝🐝

H-6 PAT

"Dulu hiduplah dua jenis kupu-kupu. Yang satu bersayap cerah dan lainnya bersayap gelap. Masa itu, kupu-kupu sayap cerah berjaya. Karena lingkungan yang segar tanpa polusi mendukungnya.."

"..tapi suatu waktu terjadi revolusi industri, inilah kebangkitan kupu-kupu sayap gelap. Mereka tidak harus bersembunyi di tempat yang gelap. Karena lingkungan yang tercemar memudahkannya untuk berkamuflase.."

"..sedangkan kupu-kupu sayap cerah tak mampu beradaptasi. Namun, apakah menurut kalian kupu-kupu sayap gelap hanya beruntung?.."

"Tidak! Itu karena mereka kuat, mereka memikat para predator mengundangnya untuk memberikan santapan lezat. Ya, kupu-kupu sayap putih kalah karena mereka lemah."

Siswa dengan kalung kupu-kupu mengambil sebuah toples. Tampak dua kupu-kupu sesuai deskripsi tadi.

"Meskipun tanpa predator, kamu tidak akan bertahan," ucapnya ia pun mematahkan kedua sayap kupu-kupu cerah.

Pandangannya tertuju pada monitor, tampak Rara yang sedang membaca buku seleksi alam.

"Makhluk hidup yang mampu menyesuaikan diri dengan alam dapat bertahan hidup. Sementara makhluk hidup yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan alam tidak akan bertahan hidup atau mati."

Kalimat itu tertera di dalam bukunya, ia teringat dengan pelajaran bahasa jepang tempo hari. Pernyataan yang mengungkapkan bahwa yang kuat akan hidup dan yang lemah akan mati.

"Tapi bukankah hasilnya akan berubah jika yang lemah menjadi kuat?" Pikirnya.

Irfan tiba-tiba menarik tangannya dan membawanya keluar dari kelas. Mereka berjalan menuju lab sastra.

"Fan, gue gak ada waktu."

"Ra, apapun rencana lo gue mohon berhenti sekarang juga."

"Kenapa? Bukannya lo mau bantu gue," Rara merasa ada yang aneh dengan Irfan.

"Jangan-jangan Irfan tau rencana gue yang sebenarnya?" Batinnya.

"Gue mohon, Ra."

Irfan terlihat putus asa, sejujurnya Rara tak tega namun tekadnya sudah bulat. Apapun atau siapapun yang menghalangi langkahnya akan ia singkirkan.

"Lo gak bisa nyegah gue Fan, sekalipun lo ngajak jadian pun gue gak akan batalin rencana gue."

Irfan tak habis pikir dengan gadis dihadapannya, padahal ia sedang mode serius.

"Ra, mereka berbahaya."

"Gue tau."

"Terus kenapa lo mau kesana?"

"Karena gue harus tau yang sebenarnya. Gue harus tau kenapa Caca meninggal, gue harus tau siapa aja orang yang nyiptain neraka itu.."

"..Gue harus nolong temen-temen gue, Fan. Kalo gue jadi bagian dari mereka setidaknya gue bisa berusaha mencegah hal buruk terjadi."

Hi Rarala [✓]Where stories live. Discover now