52. Volleyball

68 45 41
                                    

🐝🐝🐝

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🐝🐝🐝

Sepatu mahal merek ternama terus berjalan ke belakang gedung olahraga, Rara masih setia mengejar Haura.

Meskipun ia tau resikonya, tapi membiarkan teman disaat seperti ini tentu salah bukan?

Haura tampak kecewa dengan semua orang yang ada disana, terlebih lagi pada Raina.

Ia pun berhenti, dan duduk diatas meja bekas yang tertumpuk. Tatapan sendunya tiba-tiba hilang. Rara yang melihat hal itu sedikit terkejut.

Ia pun mengurungkan niatnya dan hendak kembali berlatih, namun percakapan Haura dan seseorang di telepon membuat tetap tinggal.

"Om, beliin aku tas edisi terbaru yah! Ihhh.. jangan pelit dong om, aku udah booking kamar.."

Rara semakin tak percaya dengan apa yang barusan di dengarnya.

"..sepatu yang om beliin kemaren ternyata temen aku ada yang pake, aku malu, jadi beliin lagi yah om.."

"..aku kan udah bilang cuma om yang aku punya, aku sayang om."

Tentu saja itu sebuah kebohongan karena sudah kesekian kalinya Rara mendengar ia mengakhiri teleponnya.

Apakah dia Haura yang Rara kenal? Apakah ini adalah Haura yang sebenarnya?.

Rara masih syok dengan apa yang telah di dengarnya, bahkan kini Haura sudah bersiap menghisap sebatang rokok.

Tidak seperti waktu itu, kini Rara tidak kabur. Ya, ia tidak salah apapun. Merekalah yang bersalah, dan sekarang waktunya menunjukkan apa itu sengatan ratu lebah.

Ia berjalan dengan percaya diri, dalam sekejap rokok dibibir Haura hancur diinjak sepatu sang ratu lebah.

"Kayaknya lo udah kecanduan, hati-hati!" Ucapan Rara tak mampu Haura balas. Lidahnya membeku dan pikirannya kacau.

"Apa.. dia dari tadi disana?" Ucapnya bergetar. Ia semakin ketakutan dan mengacak-acak rambutnya.

"Gak mungkin, maksud dia pasti cuma rokoknya," katanya berusaha menenangkan diri. Namun tangannya kembali bergetar hebat.

"Gak, dia pasti punya niat lain. RARA SIALAN!"

Tak bisa berdiam diri ia lantas menyusul Rara. Namun, lapangan dipenuhi orang-orang maniknya tak menemukan gadis itu.

"Lo dimana sih?"

Akhirnya maniknya menangkap orang yang dicari, Rara kini sedang berlari mengitari lapangan di tengah panas dan teriknya matahari.

Bahkan gadis itu tersenyum smirk ke arahnya, Haura yang tak terima lantas mengejarnya.

Plakkk!

Tamparan keras mendarat di wajah Rara, hal itu mengundang perhatian semua orang.

Bukannya meringis kesakitan atau membalas perbuatan temannya, Rara justru kembali melempar senyum meremehkan.

Hi Rarala [✓]Where stories live. Discover now