🐝🐝🐝
Bahy menunjukkan aksinya menendang bola dengan gerakan salto. Setelah membuat semua orang terpukau, tiba-tiba seseorang berkata,
"Tendangan lo masih bagus, gimana kalo dipake nendang orang? Pasti sakit banget. Jangan bilang lo masih nendang orang kayak tadi?". Ucapan orang yang bertubuh gempal itu tentu saja membuat semua orang heran dan bertanya-tanya apa maksud ucapannya.
"Maksud lo?" Tanya Irfan tak mengerti. Tapi orang itu tak menjawab dan hanya menatap Bahy. Semua orang pun menatap ke arah yang sama. Delvin bahkan terlihat cemas.
"Gibran, bisa aja lo bro dia bercanda guys haha" kata Delvin tiba-tiba dan mengembalikan suasana seperti sediakala.
Gibran pun tersenyum penuh arti, sementara Bahy menatap tajam ke arahnya. Bahy hendak menghampiri Gibran, namun langkahnya terhenti karna Delvin saat ini sedang merangkul laki-laki itu dengan akrab.
"Sebenernya gue mau nanya, sekolah ngasih duit gak kalo gue jadi atlet" tanya Gibran.
"Kalo lo mengharumkan nama sekolah so pasti bonus udah di tangan bro, apalagi lo bertanding di ajang nasional bahkan sampe jadi timnas sponsor pasti ada" jelas Irfan.
"Terus kenapa lo berhenti?" Sambung Gibran. Pertanyaan jebakan itu tentu saja membuat Irfan terdiam. Namun tidak seperti Bahy yang tak bisa mengatakan apapun, ia justru membela dirinya. Ia mengatakan lebih menyukai sepak bola daripada sepak takraw.
"Bukannya lo takut kalah? Di pertandingan terakhir lo bukannya kalian dieliminasi?"
"Stop!" Teriak Bahy.
"Lo tiba-tiba kabur sebelum bertanding, lo takut kan sama lawan lo?" Sambungnya memprovokasi.
"Gibran!" Bentak Bahy kali ini ia tak bisa mengontrol emosinya, ia menghampiri Gibran dan mencengkram kerah bajunya. Semua penghuni mendadak panik dibuatnya.
Gibran memasang muka memprovokasi, alisnya terangkat menampakkan lekukan-lekukan kulit di dahinya. Namun, senyum di wajahnya perlahan sirna tatkala sang mata sendu melempar senyum sejuta dollar.
"Kalo lo tertarik mendingan daftar sekarang" kata Bahy sementara tangannya kini selesai mengancingkan kerah Gibran.
"Woah ternyata lo cocok style kek gini" ucapan Bahy disambut tawa seluruh penghuni kelas sebelas mipa.
🐝🐝🐝
"Put.."
"Apa cantik?"
"Temenin ngambil tugas yu!"
"Ihh bu ketu bentar lagi aja, tanggung nih" jawab Puput yang saat ini menjadi penata rambut dadakan.
"Yaudah bye, gue ambil tugas dulu."
"Ih ih! Ra, jangan dong!"
"Palingan pak Ghalih masih berusaha next level" kata Naufal seraya menyombongkan kata itu dilayar benda pipih itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Rarala [✓]
Teen FictionBagaimana sekolah kalian? Apakah menyenangkan atau justru menakutkan? Bagaimana jadinya jika sekolah kita memiliki sistem kasta untuk mengklarifikasi murid? SMA Bina Karya adalah Sekolah swasta di tengah kota kecil. Meskipun demikian sekolah ini sud...