8. Link

173 140 201
                                    

🐝🐝🐝

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🐝🐝🐝

Irfan beserta kedua orang tercintanya akan pergi ke suatu tempat. Mereka berjalan kaki sambil bergandengan tangan bak Teletubbies. Udara pagi ini masih sejuk dan menyegarkan paru-paru.

"Wah udah lama gak ke sini, ternyata makin bagus yah?" kata Irwan terpukau.

"Bagus apaan! Dulu lebih bagus lagi, disini tuh ada sawah pak haji terus belah sananya ada pemancingan ikan."

"Iya iyah, tempat ibu ma abah ketemu kan?" Sang ibu tampak menahan senyum, mungkin ia teringat kenangan manis jaman itu.

Mereka sampai di depan gerbang bertuliskan padepokan pencak silat Gagak Lawung dan bergegas masuk kesana. Banyak anak-anak yang mengenakan pakaian serba hitam sedang berlatih pencak silat. Menyadari ada yang datang, mereka pun menyambut dan memberi salam pada ketiganya.

"Hai semuanya, bang Irfan yang ganteng datang nih."

"Wah.. abang teh dari kapan pulangnya? Ko ga ngasih kabar ma ujang?"

"Maaf yah jang, Nih meningan dimakan dulu!"

"Euyyyyy.. hayu serbu!" Kata ujang memanggil kawan-kawannya yang lain. Seketika bolu kukus warna putih pink pun raib dilahap sang jago beladiri tersebut. Melihat mereka semua ibu Irfan tersenyum bahagia. Dia lantas masuk ke dalam sebuah rumah yang tampak sederhana dari luar.

"Assalamualaikum.."

"Waalaikumsalam.. eh bu Tias.. kemana aja atuh baru kesini?" Kata salah satu wanita disana.

"Kemaren-kemaren sibuk ngurusin pindahan sama dagangan, alhamdulillah sekarang ada waktu. Eh ini siapa?" kata ibunya saat melihat seorang pemuda memakai kaos olahraga duduk di samping temannya.

"Oh ini keponakan saya dari Sulawesi Selatan yang sering saya ceritain waktu vc-an" Pemuda berkulit samo matang itu tersenyum ramah.

"Oh ini toh, ganteng yah."

"Ah.. ibu bisa aja, kenalkan nama saya Bagus."

"Namanya aja bagus, apalagi kelakuannya.. eh Iyah saya tias, kebetulan saya kemari bersama kedua anak saya Irfan dan Irwan."

Bagus tampak memperhatikan Irfan yang sedang bermain bola bersama anak-anak kecil. Irfan bermain tak mau kalah kali ini ia bahkan mendorong anak bernama ujang itu.

"Ternyata kamu" monolog Bagus.

"Ah udahan ah, bang Irfan maennya curang!"

"Curang apaan? Abang selalu sportif tau."

"Uhh tukang boong!" Kata Ujang segera berlari menuju teman-temannya.

"Heyy, jangan ngajakin bang Irfan nya!"

Irfan hanya tersenyum mendengar perkataan Ujang barusan. Ia pun menepi dan duduk di tempat bernama saung. Ini adalah tempat yang terbuat dari bambu yang disusun rapi, atapnya menggunakan jerami kering. Namun anehnya, rumah tradisional ini awet sampai Irfan tumbuh sebesar dan setampan ini.

Hi Rarala [✓]Where stories live. Discover now