61. The Tale of Queen Bee

48 29 31
                                    

🐝🐝🐝

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🐝🐝🐝

Cahaya dari luar menerobos masuk ke dalam bungker. Namun di dalam sana masih saja minim cahaya.

Lampu teplok tetaplah menjadi pahlawan disana, walaupun cahayanya remang-remang dan kadang bergoyang tertiup angin. Namun lampu itu tetap bertahan menerangi bungker yang gelap.

"Kamu dapet darimana lampu kek gini?" Tanya Rara.

Bahy yang sedang melukis menyudahi kegiatannya. Ia membersihkan sisa cat di tangannya dan duduk di samping Rara.

"Pasar loak, masa gak tau."

"Ah, bener juga."

"Kemarin aku wa kamu kenapa gak dibales?"

Kening Rara berkerut, ia sama sekali tak melihat notifikasi.

"Jam berapa? Kok gak ada notif."

Rara langsung mengeluarkan ponsel dari saku roknya.

"Nih liat! Eh! Ini.. sumpah kemarin gak ada notif,"

Ia membela alibinya, setelah memastikan pesannya memang terkirim Bahy pun lega.

"Woah, banyak banget. Mau aku bales satu-satu?"

"Gak usah, kamu kan ada di sini, buat apa lewat whatsapp," tolak Bahy sambil tersenyum.

"Tapi kan.. oke!"

"Hahaha.. yah terserah sih kalo kamu mau balesin satu-satu juga."

"Hehe gak ah, banyak banget."

"Kayaknya kamu jarang main hp yah?"

Pertanyaan ini sangat ingin Bahy tanyakan. Berkali-kali mengamati Rara, namun tak pernah melihat gadis itu asik dengan ponsel.

"Emm.. males aja."

"Kamu gak punya medsos?"

"Buat apa? Aku gak perlu itu. Yang terpenting gak ketinggalan info dari grup."

Bahy tak habis pikir dengan gadis ini, bagaimana mungkin hidup tanpa media sosial.

"Tapi aku juga gak kudate, Puput sama Friska udah kayak medsos hahaha," sambungnya.

Bahy mau tak mau ikut terkekeh, ya bukankah kedua orang itu sangat up to date?

"Kalo chattan gitu, kamu pasti males yah?"

"Emm.. tergantung topiknya sih, kalo chattannya penting yah oke-oke aja. Tapi kalo cuma bilang pagi, siang malam apalagi cuma nanya udah makan belum buat apa? Buang-buang waktu hehe."

Pernyataan Rara bagaikan peledak yang datang terus menerus. Bahy langsung mengecek ponselnya. Benar saja pesannya sangat tidak penting.

"Apa Rara ngerasa keganggu?" Batinnya.

Hi Rarala [✓]Where stories live. Discover now