58. Comeback

71 44 39
                                    

🐝🐝🐝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐝🐝🐝

"AHHHHHH!!" Rara berteriak kesakitan saat Alvan menjambak rambutnya dengan kuat.

"Hiks hiks hiks," isakan terdengar dari bibirnya.

"Makanya jangan sok jual mahal, gak ada apapun di dunia ini yang gak bisa gue dapetin. Tubuh lo itu gak ada harganya," ucap Alvan meremehkan.

Matanya beralih pada dada Rara, perempuan itu menyadari apa yang ada di pikiran Alvan.

Tangan Alvan beralih pada kemeja putih Rara, ia mencengkeramnya dengan kuat. Namun Rara tak menyerah, ia masih berusaha mempertahankan kehormatannya.

Alvan menarik paksa kemeja Rara hingga sobekan kecil mulai menyebar.

Langkah beberapa orang yang akan masuk tak terdengar karena orang-orang berteriak histeris saat menyaksikan perbuatan bejat Alvan pada Rara.

Tampak bayangan tiga orang pria yang berlari ke arah kerumunan. Mata mereka langsung tertuju pada gadis yang tak berdaya di lantai.

"Kita telat," ucap pria berkacamata.

Sebuah kancing terlontar dari kejauhan, manik sendu itu langsung menatapnya. Ia pun beralih menatap gadis itu.

"RARA!!" teriaknya cemas. Ia segera menerjang kerumunan itu namun air mukanya tampak heran.

Bagaimana tidak, karena perempuan yang ia khawatirkan justru sedang tersenyum. Sementara Alvan dan yang lainnya tampak babak belur. Sebenarnya apa yang telah terjadi?

"Bahy.." ucap orang-orang yang mengenalnya.Namun yang ia pedulikan hanya Rara.

Bahy menghampiri Rara yang masih terduduk di lantai dengan kemeja sobek. Ia lantas memakaikan jaketnya pada gadis itu.

"Dia cewek lo?" Tanya Alvan tiba-tiba.

Bahy yang dipenuhi amarah langsung meninju rahang Alvan.

"FUCK!!" Umpat Alvan, ia membuang ludahnya yang bercampur darah.

Semua antek Alvan tampak marah dan bersiap menghajar lelaki mata sendu. Namun Alvan menghentikan niat mereka.

"Wait! Lo cuma sendiri?" Tanya Alvan.

Melihat para anteknya menatap dua orang lagi, ia pun mengerti.

"Kenapa gak asing.. ah lo si kacamata!" Ucap Alvan tatkala menyadari keberadaan Delvin.

"Masih berani lo kesini? Lo mau mandi lagi?"

Sekali lagi semua orang tertawa, kecuali tiga orang itu.

Irfan yang sedari tadi diam mendadak maju, tangannya terkepal sangat kuat.

"FAN!!!" Teriakan Rara menahannya.

"Urusan gue udah beres," ucapan Rara membuat semua orang heran. Namun, Irfan justru mulai tenang.

"Semuanya bubar! gue udah telpon polisi," sambung Rara. Satu persatu keluar dari sana.

Hi Rarala [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang