28. DisasteR

56 46 68
                                    

🐝🐝🐝

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🐝🐝🐝

Kawasan Binaka yang tentram mendadak dilanda kesibukan. Pasukan khusus dibentuk dan tampak bersiaga di depan gerbang.

"Ada apaan sih?" Tanya siswi yang baru saja tiba diikuti yang lainnya.

"Selamat pagi kakak, maaf mengganggu waktunya. Silahkan masuk ke tenda yah, untuk siswi sebelah sini dan siswa sebelah sana," jelas siswi yang mengenakan seragam khusus.

"Lah, razia?"

"Ada razia njir!"

"Mampus gue!"

Satu demi satu memasuki tenda yang telah disediakan. Apa yang akan mereka lakukan di dalam sana? Seorang siswa dengan berani memasuki tenda tersebut, senyum merekah di bibir dan pipinya. Rambut panjangnya ia kibaskan bak bendera yang berkibar.

"Oh lu osis?," Tanyanya pada seseorang yang seperti ia kenal. Namun, lelaki berkacamata itu tampak acuh padanya.

"Buka baju lo!"

"Razia apaan sih? Kok sampe buka baju segala?"

"Udah ikuti aja peraturan yang ada!",

"Lah, Vin belom selesai? Diluar antrian makin panjang!," Ray ikut masuk kedalam memberitahukan keadaan.

"Temen lo nih, Ray! Nanya mulu."

"Fan.."

"Iyah ini juga otw, nih!" Tanpa ragu Irfan membuka baju seragamnya dan Delvin mengecek bagian punggungnya dan tak menemukan apapun selain kurap.

"Fan, obatin!"

"Iyah bawel, udah gini doang?"

"Iyah, thanks yah Fan. Next!!" Ucap Rayi.

"Emang kenapa sih, Vin mesti cek kayak gini segala?" Tanya Irfan yang pura-pura tidak tahu. Ternyata Irfan aktor yang handal.

"Kemaren ada yang kirim foto siswa yang tatoan gitu di AnoNiem, jangan ember lo!" Ancam Delvin.

"Oh website pesan anonim itu kan? Gue belum gabung jadi gak tau, eh gue boleh kan ikutan ngecek?"

"Gak!"

"Lah, Vin! Gue gak bakal ganggu kok, anggep aja gue laler."

"Justru laler tuh nganggu banget, udah sono!"

Seseorang pria kembali memasuki tenda dan Delvin melakukan tugasnya. Namun, Irfan tak mendengarkan Delvin ia terus saja berdiri tak mau beranjak.

"Fan, lo ngapain disono? Ke kelas gih!" Suruh Rayi sang koordinator.

"Ray, gue bantuin yah! Biar lebih cepet, jangan satu-satu yang masuk langsung empat aja biar cepet," usul Irfan sang orang asing di organisasi ini.

Tapi tampaknya Rayi setuju dengan usulan itu, ia pun keluar dan memanggil yang lainnya.

Hi Rarala [✓]Where stories live. Discover now