4. Mask of statue

235 163 336
                                    

🐝🐝🐝

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🐝🐝🐝

Dari semua tempat di SMA Binaka, toilet merupakan tempat teraman untuk mengeluarkan segenap rasa sesak di dada. Di tempat kecil itu, kita bebas melakukan apa saja tanpa mata orang-orang yang serba ingin tahu.

Tatkala hati memberontak dan cairan bening tak terbendung, maka di sanalah tempat yang paling aman untukmu. Suara aliran air closet mampu meredam isakmu. Seperti yang dilakukan Rara saat ini.

Seperti butterfly effect, perkataan Irfan rupanya berdampak besar pada suasana hati Rara. Sebelum air mata itu surut sepenuhnya, ia enggan keluar dari sana. Padahal ia hanya menangis delapan menit, namun butuh waktu lama untuk kembali seperti biasa.

"Stop Ra! Berhenti cengeng kek gini, lo itu kuat!" katanya yang masih berusaha menenangkan diri.

Setelah merasa lebih baik dan diluar sepertinya aman, Rara pun memutuskan untuk keluar dari bilik sempit itu.

Tujuannya kini tertuju pada cermin besar dengan wastafel di bawahnya. Suara air kembali bergema, sisa-sisa cairan emosional itu pun terbuang bersama semua rasa sedih yang dirasa.

Meskipun penyesalan masih ada, biarlah itu sebagai tanda bahwa dirinya begitu berharga.

"Gak papa Ra! Itu cuma masa lalu, lo berhak bahagia," ucapnya kembali.

Matanya yang bengkak dan merah segera ia tangani agar tampak tak pernah ada hujan melanda. Tak lupa ia rapikan rambutnya yang sedikit basah terkena air.

"I'M OKAY," ucapnya seraya berusaha tuk tersenyum. Namun, suara seseorang menghentikan niatnya untuk kembali.

"Lo, tau gak anak baru kelas 11 MIPA 2.."

Rara yang panik kembali bersembunyi di dalam bilik. Padahal ia tidak melakukan kejahatan, apa menangis bagimu merupakan pelanggaran?

"Irfan kan namanya, kenapa gitu?" jawab perempuan yang satunya.

karena telinga Rara berfungsi dengan baik ia dengan jelas mendengar nama yang tak asing di pikirannya. Ia pun semakin ingin tahu percakapan mereka, maka semakin dekatlah daun telinga itu menempel pada pintu.

"Dia minta wa gue."

"Terus lo kasih?"

"Yappp! ganteng sih orangnya, gue kan gak tegaan kalo ma orang ganteng."

Ini bukan kali pertama Rara mendengar hal seperti itu, tapi hatinya selalu sakit jika seseorang lebih dekat dengan sosok Irfan. Ya, Rasanya seperti tersingkirkan.

Ia pun membuka pintu perlahan, sangat lambat hingga mereka yang bergosip pun teralihkan fokusnya.

"Ada orang gak?" Tanya perempuan tadi.

"Gak tau, kok kebuka?"

"Ihhh... Takut Nas, yuk cabut!!!"

Mereka keluar terbirit-birit, takut sesuatu yang menakutkan akan muncul. Ya, bukankah sang ratu lebah sangat menakutkan saat marah?

Hi Rarala [✓]Where stories live. Discover now