54. Takraw

74 47 50
                                    

🐝🐝🐝

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🐝🐝🐝

Rara berlari dengan medali emas di lehernya, meskipun keringat dan rasa letih terasa namun ia tetap berlari dengan senyum sumringah.

Keadaan sangat ramai sehingga ia sulit untuk melangkah. Friska dkk yang berada di seberang tribun melambai padanya.

Senyuman semakin merekah bibirnya, matanya pun melirik seseorang di lapangan. Tampaknya pertandingan sepak takraw telah berlangsung dari tadi.

"Huh hah suntri gimana? Huh hah huh..' tanyanya dengan napas terengah.

"Tenang aja mereka unggul set pertama dan sekarang poin 15 : 13 mereka masih unggul," jelas Friska yang setia menonton dari babak penyisihan.

Rara menatap tiga matahari Binaka yang sedang berjuang, awalnya ia pesimis karena lawan mereka adalah lawan dari masa lalu.

Namun, setelah mendengar kabar dari temannya hal itu sedikit mengurangi rasa cemasnya.

"Saudara-saudara kembali lagi bersama kami, dalam Grand Final O2SN Sepak takraw putra..."

Ketiganya tampak bersemangat, melihat mereka saling merangkul membangkitkan kenangan masa putih merah.

"Kalian keren.." gumamnya.

"S-U-N-T-R-I selalu di hati, S-U-N-T-R-I kebanggaan Binaka, Siapapun lawannya tentu mereka pemenangnya, SUNTRI SUNTRI SUNTRI JUARA!"

Rara dibuat terpukau dengan iyel-iyel yang di nyanyikan para supporter mereka. Suara itu mengisi stadium, apakah seluruh murid Binaka hadir disana?

Bukan hanya Rara, ketiganya justru sangat tidak menyangka. Sorakan dan teriakan mereka mengenyahkan rasa gugup yang melanda.

"Gue gak nyangka kita se-famous ini," Ucap Irfan kagum. Tidak seperti biasanya, kini kedua temannya terlihat menikmati sorotan itu.

"Gila! banyak banget yang nonton," Bahy terus mengedarkan mata sendunya ke setiap penjuru.

"Ayo tetap fokus! Kita lakuin yang ter ter ter ter TERBAIK!"

"Shut!!" Irfan tiba-tiba menghentikan mereka.

"Masa kita masih gak punya iyel-iyel," sambungnya.

Hal itu membuat ketiganya saling lirik melirik, namun tak ada tanda-tanda otak jenius yang akan menyumbangkan ide cemerlang.

"Gimana kalo pake yang dulu?"

"Eyyy!"

Saran Irfan rupanya mendapat penolakan keras dari keduanya.

"Terus mau gimana?" Tanya Irfan kembali.

"Elo aja Fan, gue ogah! Kayak tadi aja," ucap Rayi sementara Bahy sudah melakukan pemanasan dari tadi.

Namun saat melihat ke tribun ketiganya memikirkan hal yang sama.

"Gimana kalo mereka kecewa?"

"Lo bener juga, mereka udah jauh-jauh dukung kita," ucap Rayi yang mulai terbujuk.

Hi Rarala [✓]Where stories live. Discover now