21. The lost memory

70 58 127
                                    

🐝🐝🐝

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🐝🐝🐝

Akhir pekan telah tiba, kini ia tak perlu mencuci dramatis seperti waktu itu. Ya, ibunya sudah mencuci semua pakaian bahkan sepatu sampai tas Rara. Padahal Rara sudah menolak dengan tegas, namun ibunya tetap memaksa. Hari kebebasan pun dimulai sekarang.

Matahari telah terbit beberapa jam yang lalu, Rara yang masih mengantuk sudah bersiap menyambut Irfan ditemani bunga-bunga kenikir yang ada di sekelilingnya. Ya, Rara sekarang berada di tengah semak-semak lagi, entah sudah menjadi kebiasaan atau tempat itu memang nyaman? Yang jelas Rara sangat menikmati duduk disana.

"Irfan mana sih?" Gumamnya seraya menguap.

"Ah jangan-jangan dia ke rumah" Rara pun segera membuka ponselnya. Tenang kali ini ia sudah menjajani handphone-nya kuota 10GB.

⬅️👤 Irfan Elvano 11 MIPA 2
       Online

P

Fan lo dimana?

Tak kunjung mendapat jawaban Rara pun bergegas kembali ke rumahnya. Dari jauh sudah tampak motor Irfan terparkir disana, tapi Irfan ada dimana?.

Dengan sisa energi dari makanan kemarin malam, Rara berlari sekuat tenaga. Akhirnya dia melihat Irfan keluar dari dalam rumahnya. Sedangkan dua orang itu melihat Rara yang masih ngos-ngosan.

"Nah itu Rara" kata ibunya.

"Iyah Bu, saya pinjem Rara sebentar yah" kata Irfan seraya mencium lengan ibu Rara. Ibunya terlihat menyukai perilaku sopan Irfan.

"Iyah, hati-hati jangan ngebut yah! Jangan pulang malem! Awas kalo pulangnya telat" Rara menatap lekat-lekat ibunya, dia tidak percaya dengan apa yang sekarang dirasakannya.

"Jadi seperti ini rasanya ada yang khawatir sama kita? Jadi seperti ini rasanya punya ibu" monolog Rara.

"Lo ngapain ke rumah gue?"

"Sebagai laki-laki sejati gue mesti ijin dulu sama ortu lo, makanya gue mampir. Eh, lo kagak ada.. darimana aja?"

"Gue? Oh anu.. abis jogging, gimana cara lo ijin ma mereka?" Rara tampaknya penasaran, ia takut Irfan mengatakan hal yang tidak perlu. Namun Irfan menatap jahil kearahnya.

"Kepo lo, yuk ah entar keburu siang.. panas tau" Rara pun segera memakai helm dan menaiki kuda besi milik Irfan. Setelah beberapa kali mengengkol motornya, akhirnya Jonny pun melaju.

Rara masih penasaran dengan apa yang dibicarakan mereka, sebenarnya ini hal baru bagi Rara. Ya, semua yang terjadi akhir-akhir ini adalah hal baru baginya.

Laju Jonny yang lambat membuat keduanya puas menikmati pemandangan. Hamparan sawah yang indah terbentang luas.

"Akhirnya sampe juga."

Hi Rarala [✓]Where stories live. Discover now