Luka (3)

938 76 12
                                    

Jari - jari Boboiboy bergemalatuk tak bisa diam. Dirinya sendiri menggigil berusaha menyelimuti diri. Bahkan selimut tebal pemberian dari gadis berkerudung merah muda, sekalipun tak dapat memberikan kehangatan.
Boboiboy melirik pada jam tangannya yang membeku tapi masih berkedip - kedip.

"Kira - kira ini kah yang dirasakan Ice jika kuasanya memberontak?"

Tak ada yang menjawabnya. Kemungkinan para elemental sedang sibuk menangani saudara mereka yang baru saja mengamuk. Boboiboy bergidik. Jika saja bukan Fang yang menabok pipinya, (rasanya dua kali lipat sakit karena Fang menabok Ice dan Blaze) pastilah ada korban yang berjatuhan... layaknya di Windara.

"Boboiboy?"

Si pemilik nama beralih ke orang yang memanggilnya, Gempa menyapa dengan raut wajah khawatir.

"Gempa, gimana kondisi Blaze dan Ice?"

"Mereka baik - baik saja. Blaze sudah Solar tangani sekarang gantian Ice"

"Bisa ucapkan pada Solar terimakasih dan oh ya jangan memaksakan diri"

"Iya, aku akan membogemnya jika dia kelewatan batasnya"

Boboiboy sweatdrop.

"Aku rasa kau harus memanggil Solar, Boboiboy"

"Kenapa?"

"Jarimu biru, kemungkinan frostbite akibat Ice"

Kalau dipandang benar juga.

"Ice mengalami hal yang sama?"

"Ya... tak seburuk milikmu. Habis ini aku akan memanggil Solar untukmu"

"Tak usahlah Gempa, kasihan Solar pasti dia sudah lelah sekali. Aku akan ke Yaya saja... bagaimana dengan Ice? Apakah dia kesakitan?"

"Ice... dia.... diam saja. Sepertinya merasa sangat bersalah karena telah membuatmu seperti ini" Gempa agak ragu saat menyampaikan ini pada tuannya. Dia tak ingin mengatakan bahwa Ice kini tengah mengurung diri dan Solar serta Thorn berusaha membujuknya agar keluar.

"Beritahu dia itu bukan salahnya..." Boboiboy tahu, Gempa tidak mengatakan semua kepadanya.

"...‐ salahmu begitu? Boboiboy ini bukan salahmu!" Gempa tak sejgaja menaikkan nadanya. Dia ingin agar tuannya itu tidak menyalahkan diri sendiri.

"Aku tak bisa mengawal kalian dengan baik! Bagaimana nanti jika aku membangkitkan Kristal atau Voltra atau bahkan Gamma! Aku... aku!... aku tak ingin melukai...."

"Kau selalu melakukan yang terbaik Boboiboy. Kau—"

"Boboiboy, Komandan Kokoci mencari kita semua!" Ying masuk menemukan temannya tengah... berdebat dengan elementalnya (?).

"Boboiboy?"

"Iya Ying. Sudah dulu ya Gem. Sampaikan salam ku pada yang lain"

Gempa belum sempat mengucapkan apapun saat fokus Boboiboy pada temannya.

"Gem?" Taufan baru saja ingin ikut mendengarkan pembicaraan Gempa dengan Boboiboy saat layar itu berubah menjadi mode bisu.

"Gimana keaadaan Ice, Bang Upan?"

"Udah baikan. Frostbitenya dah mulai menghilang sekarang lagi ditangani Thorn... meskipun meninggalkan bekas sih"

"Solar?"

"Dia lagi ngopi ditemani Blaze"

Gempa menghela nafas.

"Gem?"

"Tak apa Kak. Gempa hanya banyak pikiran"

'Kau selalu seperti itu Gem'

🪧

End of chapter Luka

Boboiboy Short-Fanfic AU Season 1 [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang