BAB 9

90.4K 4.6K 527
                                    

AAAAAA SENENG BGTTT BAB SEBELUMNYA BNYK KOMEN

GILAAA ITU BNYK BGT WOEE! KALIAN KEREN BGT SUMPAHH

KEK KEKKK AAAA SENENG BGT

THANK UU THANK UUU

SO ENJOYY THIS BAB GESS

----------

Napas Alex terasa semakin kuat menghembusku dan tegukan ludahnya terdengar kasar. Belum lagi kedua bola matanya yang membola, menatapku bertanya.

Tangannya tanpa aba-aba mengarah ke pinggang dan menarikku mendekat.

"Sekarang pun aku bisa melakukannya untukmu, sayang," ucapnya dengan suara serak dan jilatan di bibir yang menggoda.

Sontak aku mengerut bingung mendengar ucapannya. Tunggu, sepertinya ada yang salah, aku belum menyelesaikan perkataanku.

Dengan cepat, aku menahan dadanya yang mendekat dan menunduk malu.

"I mean pretend, Al. B-bukan seperti yang kau pikirkan," lirihku terbata-bata, tidak dapat menutupi gugup yang teramat sangat.

Suara detak jantung Alex terdengar sangat kuat dan tangannya terasa gemetar di punggungku. Ditambah dengan badannya yang sudah merapat padaku, rasanya aku ingin cepat-cepat kabur dari sini.

Walaupun sudah ku jelaskan, Alex tetap mempertahankan senyumnya dan menatapku berharap.

Pikirannya sudah melayang jauh, membuatku yang ikut mendengarkannya merasa tersipu.

"Rolf! Nat akan menjadi milikku seutuhnya, bagaimana ini? Aku harus pakai dalaman apa? Astaga astaga, apa aku harus membelinya terlebih dahulu? Ide bagus, bukan?" tanyanya beruntun dengan menggigit bibirnya, gelisah.

Spontan aku menutup muka di dadanya dan tidak berani menunjukkan wajah lagi. Ku yakin pipiku sudah memerah seperti kepiting rebus.

Bagaimana tidak merona jika Alex sudah sejauh itu memikirkannya? Tanpa sadar, aku jadi membayangkan hal yang sama dengannya.

Hitam sepertinya bagus. Tidak, tidak, Nat, tahan dirimu.

Ucapan Rolf selanjutnya memperkeruh otakku hingga tidak dapat berpikir jernih lagi. Pikiranku yang tadinya seperti sungai bersih kini sudah tercemar dan menjadi hitam.

"Tidak usah pakai saja! Kita beri kejutan pada Nat, dia pasti senang, kan? Aum aku tidak sabar sekali," balas Rolf yang membuat pikiranku semakin melayang jauh.

Tanganku sampai gemetar membayangkan membuka celana Alex dan langsung melihat bendanya. Seperti apa bentuknya? Apa akan besar seperti yang dikatakan orang-orang?

AAA AKU INGIN BERTERIAK. Sepertinya aku akan pingsan di tempat.

Ini harus segera dihentikan. Seketika aku mendorong tubuh pria itu dengan kencang.

Alex yang masih melamun, tidak siap dengan seranganku hingga dengan mudah kakinya mundur. Merasa ada kesempatan kabur, terburu-buru aku pergi dan menjauh darinya.

Bahaya sekali dekat dengan serigala jantan yang melihatku dengan lapar seperti itu, seakan dia bisa menyerangku kapan saja.

Ah iya rencana, aku bahkan sampai melupakannya.

Akhirnya aku berbalik dan setengah berteriak padanya. Akan ku anggap Alex mendengarnya, lagipula dia punya empat telinga, kan.

Aku sudah terlalu malu untuk menghadapinya lagi.

Pet Me, I'm Your Wolf!Where stories live. Discover now