[S2] BAB 61

16.3K 924 71
                                    

EHEHEHE MAAP BARU UPDATEE

SENENG BGT BAB KMRN KOMENNYA BNYK♥️♥️

LOV YOU ALL *EHEM DI BAB INI JG DONG😇🌝

ENJOYY

-------

"A-aku hamil? Darimana kau mengetahuinya, Al?" tanya Natalie dengan mulut yang menganga. Tangannya sontak menyentuh perut dan matanya menatap ke arah sana dengan lekat, membuat senyumku terbit.

Perutnya memang masih rata, namun entah mengapa aku bisa merasakan kehadirannya. Pasti perempuan cantik seperti Natalie—lebih tepatnya memang harus perempuan!

Aku tidak akan menerima bayi laki-laki, lebih baik diberi saja pada orang lain yang lebih membutuhkan.

Mendengar pertanyaannya, spontan aku memeluk tubuh mungilnya semakin erat. Kepalaku masuk ke ceruk lehernya dan menghirup kulit putihnya dengan kuat.

Harumnya dua kali lebih pekat dibanding biasanya, sangat memabukkan hingga mataku tanpa sadar tertutup.

"Wangimu berbeda, sayang, sangat enak. Kau pun merasakannya, kan, sifatmu menjadi lebih manja," bisikku dengan suara serak ke arah telinganya. Tangannya sudah melingkari leherku dan kepalanya mendongak sempurna. Jangan lupakan juga kulit kami yang semakin menyatu.

 Jangan lupakan juga kulit kami yang semakin menyatu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Namun, tidak berapa lama, matanya menatapku tajam. Tubuhnya mendorongku dan jari telunjuknya menodong padaku, seakan tidak terima dengan ucapanku.

"Tidak! Kau yang manja, aku tidak," sanggahnya dengan pipi mengembung. Mulutku menyeringai melihatnya yang sangat imut. Aku memang menanti responnya yang seperti ini.

"Dan sensitif," lanjutku sambil menelusuri punggungnya yang tidak tertutupi apapun.

Badannya terasa menegang dengan mata yang sudah merem melek. Hanya dengan menyentuhnya sedikit saja, wanginya semakin harum menandakan gairahnya.

Kepalanya menumpu pada dadaku dengan bibir yang maju seperti bebek.

"Kau yang memancingku duluan!" ucapnya tidak terima, membuat tawa renyahku bergema. Padahal memang kenyataannya seperti itu, Natalie tidak biasanya bernafsu semudah ini. Kemarin-kemarin saja aku harus menyentuhnya hingga ke bawah baru dia menginginkannya.

Tanganku mengelus rambutnya yang panjang dan memasukkan jariku ke beberapa helainya. Aku jadi rindu momen menarik rambutnya sambil melihat dia mendesah.

Akan tetapi, untuk saat ini tidak mungkin. Yang bisa ku lakukan hanyalah memeluknya erat hingga nafsuku meredam. Sudah ku bilang, aku tidak akan menyentuhnya untuk sementara waktu, kan.

"Apa badanmu sakit, sayang? Sudah ku bilang untuk tidur di kamar, kau tidak mau," tanyaku dengan nada khawatir.

Tubuhku saja terasa tidak nyaman tidur di sofa sempit ini, apalagi berdua dengannya. Ku yakin Natalie hanya mendapatkan ruang yang sedikit untuk tidur.

Pet Me, I'm Your Wolf!Where stories live. Discover now