BAB 28

37K 1.6K 301
                                    

THANK UUUU UTK 500K VIEWS NYAA🥺🥺 KALIAN LUAR BIASAA!!

ENJOYYY

----------

Tanpa ragu-ragu, Natalie mendekatkan wajahnya padaku dan menyatukan bibir kami. Hanya sedetik, tanpa lumatan, hisapan, atau apapun.

"Sudah," ucapnya dengan tersenyum senang. Setelahnya dia mendorongku menjauh dan segera pergi dari sana.

Langkahnya yang kecil masih melompat-lompat bahagia. Tangannya mengangkat anjing liar itu dan mengayunkannya ke udara.

"Sekarang kita tinggal bersama, aku akan menamaimu Coco!" seru nya tanpa mengajakku mengobrol.

Seperti yang ku duga, Natalie akan melupakanku. Tanpa sadar aku menatap anjing itu dengan sinis dan tajam. Benar-benar menyebalkan sekarang dia mempunyai nama dan merebut semua perhatian wanitaku.

Menghentakkan kaki, aku menyamai langkahku dengannya. Ku tahan lengan Natalie dengan sedikit kencang hingga dia berbalik dan menatapku bertanya.

"Yang tadi bukan ciuman!" rajuk ku dengan alis menyatu. 

Bibirnya tidak berasa sama sekali, bahkan hanya terpejam sebentar saja, Natalie sudah melepaskannya. Aku masih menginginkannya.

Namun, senyum cerah Natalie yang terpampang di wajahnya mengalihkan perhatianku. Refleks aku melihat bibirnya yang berwarna merah pekat, sangat cocok dengan kulitnya yang putih. 

Aku jarang sekali melihatnya menggunakan make up yang bold, Natalie tampak lebih cantik dan dewasa. Akan tetapi itu tidak merubah mood-ku sama sekali, aku masih ingin mencium bibirnya dan memeluk tubuhnya semalaman.

Astaga, nafsu ini membuatku gila. Bukan salahku, salahkan Natalie yang terlalu mempesona, aku tidak bisa menjauh darinya.

"Kau bilang hanya cium, Al, aku sudah melakukannya. Kau ini dikasih hati minta jantung," ejek Natalie dengan menatapku sinis.

Matanya yang menyipit dengan pipi mengembung terlihat menggemaskan di mataku. Tangannya yang mungil tidak berhenti mengelus Coco dengan lembutnya, membuatku iri saja pada anjing liar itu.

Dengan cepat, ku ambil Coco dari pelukannya dan ku gotong dengan kasar. Enak saja dia mendapat sentuhan Natalie secara gratis, aku saja harus bersusah payah.

"Bukan hanya hati dan jantung, aku mau kau seutuhnya, sayang. Ayo kita pulang, aku tidak sabar menelanjangimu," ucapku dengan menarik tangannya, mengikuti langkahku.

Sekilas masih dapat ku lihat matanya yang terbelalak dan mulutnya yang menganga lebar. Tubuhnya terasa berat karena dia menahan langkahnya, seakan tidak mau bersamaku.

Belum lagi tangannya yang ingin merebut Coco dari gendonganku, tidak akan bisa. Aku akan menghukumnya sampai rumah nanti.

Sesampainya di mobil, aku langsung menutup pintunya dan menaruh Coco di bagasi, biar saja dia disana dulu sendirian. Siapa suruh mengganggu waktu ku dengan Natalie.

Duduk di setir mobil, Natalie masih berusaha membuka pintunya yang ku kunci. Tatapannya memandangku tajam dan wajahnya cemberut, tidak mau berada di dekatku.

"Aku mau balik ke apartemen, kau sudah sembuh, Al. Kau saja sudah bisa nyetir sendiri, mau pulang," pintanya dengan raut wajah memohon, yang semakin terlihat imut.

Kalau begini, bagaimana aku bisa melepaskannya? 

Bahkan untuk mengalihkan pandangan darinya saja aku tidak mau. 

"Lakukan disini saja, aum!" ucap Rolf tidak sabar. Serigala nakal itu berlari-lari dalam pikiranku dengan liur yang menetes. Ku yakin pikirannya sudah bercabang kemana-mana melihat Natalie yang hanya duduk pasrah dengan baju kurang bahannya.

Pet Me, I'm Your Wolf!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang