BAB 23

44.8K 2.3K 164
                                    

AAAA MAAPP UDAH TIGA HARI G UPDATEEE:(

SIAPA YANG TIAP HARI NUNGGUIN NOVEL INI UPDATEE?!!

ENJOYYY

-------------

Bibir Alex terlihat mengerucut dengan pipi yang mengembung. Keningnya mengerut dan tangannya tidak mau melepaskan genggaman kami, memaksaku untuk terus bersamanya.

Aku sudah menemaninya selama dua hari penuh. Entah sampai kapan kegiatan ini berulang. Padahal aku memiliki jadwal kerja hari ini.

Setelah beberapa menit yang lalu dia meminta nyusu, aku menolaknya. Astaga, membayangkannya saja terlalu malu. Aku takut Alex akan merambat kemana-mana jika ku turuti.

Alhasil, dia ngambek.

Matanya tidak mau menatapku dan tubuhnya sedikit menjauh. Hanya tanganku yang dia cengkram erat sebagai pelampiasan kesalnya.

Bahkan rambutnya yang basah saja menolak ku keringkan, masih banyak rintik-rintik air yang berjatuhan dari sana. Anehnya, malah terlihat semakin tampan di mataku.

"Kau memang pelit, nyebelin!" Ejeknya berulang kali padaku dengan matanya yang menyipit sinis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau memang pelit, nyebelin!" Ejeknya berulang kali padaku dengan matanya yang menyipit sinis. Alex sudah mengatakannya yang ketiga kali hari ini.

Dan selanjutnya, dia akan menatapku berbinar dengan kedipan mata yang memohon. "Ayolah, sekali saja."

Dengan sabar, aku menggeleng dan mengelus rambutnya yang berair. Alex akan semakin sakit jika tertidur dengan rambut basah.

Menggunakan handuk di tangan, aku membasuh rambutnya perlahan dan menggosok-gosokkan nya dengan lembut. Alex terlihat cemberut, akan tetapi tangannya dengan modus sudah berada di pinggangku.

Bahkan kini pipinya menempel ke dadaku, mencari-cari kesempatan.

"Tidurlah, Al. Kau sedang sakit, aku akan menurutimu setelah kau tidur, bagaimana?" Tanyaku hati-hati. Kadang kala aku melihat jam, takut terlambat ke tempat kerja.

Membujuk Alex ternyata lebih sulit dibandingkan menyelesaikan tugas kuliah. Dia masih bersikeras ingin menahan ku di sini dan berpelukan sepanjang hari seperti Teletubbies.

Sesuai dengan dugaanku, dia menggeleng dan bibirnya semakin maju.

"Bohong! Setelah ku tidur, kau akan pergi, sebel," ucapnya dengan merajuk.

Tangannya semakin memelukku erat dan mulutnya dengan nakal menjilat bagian leherku. Beberapa kali kesempatan pula dia menggigit kaos ku seperti ingin merobeknya.

Untung, aku lebih cepat menahannya.

Aku tidak memakai dalaman apapun di balik baju, Alex tidak mau memberikannya. Padahal ku lihat ada banyak di lemarinya, seakan dia sengaja ingin kembali menelanjangi ku.

"Aku harus kerja, tidurlah anak bayi," bujuk ku kembali menidurkannya ke kasur.

Namun dengan cepat, Alex menarik tanganku hingga kini tubuhku menghimpit badannya. Dengan erat, dia memelukku dan kakinya memenjarakan ku.

Pet Me, I'm Your Wolf!Where stories live. Discover now