[S2] BAB 55

19.4K 946 105
                                    

WALAUPUN GA SAMPE 100 KOMEN, TAPI GAPAPAA TTP GUE UPDATE

ENJOYY!!

----------

"Udah ah, cape," keluhku dengan suara yang sangat lemah. Tanganku menahan badannya dan dengan susah payah mengeluarkan miliknya dari kemaluanku.

Sudah tidak berasa sakit, namun tetap saja melelahkan.

Seperti yang ku duga, kami melakukannya lagi. Alex menyebalkan, katanya makan eskrim, akan tetapi dengan modusnya dia menyentuhku sana-sini.

Eskrimnya pun tidak begitu berasa karena dibalurkan ke seluruh tubuhnya, Alex memintaku menjilatnya hingga bersih. Mulutku sampai kebas karena terus-terusan terbuka.

Ku tidurkan tubuhku di atas kasur sambil memejamkan mata. Badanku terasa remuk semua, apalagi kaki ku yang sudah mati rasa.

Jangankan untuk nafsu makan, sekarang di pikiranku hanya tertidur dan beristirahat. Tidak ku pedulikan tubuhku yang belum tertutupi sehelai benang pun.

Alex sudah sering melihatnya, kurasa urat malu ku mulai menghilang di hadapannya.

Masih dengan mata yang menutup, kurasakan ada sesuatu yang menyentuh pahaku. Sontak mataku terbuka dan menatapnya yang tersenyum nakal.

"Alex! Jangan sentuh-sentuh, nyebelin!" omelku, menghempaskan tangannya yang mulai menjalar kemana-mana. Baru saja beres, masa mau lagi? Tidak, bisa-bisa aku pingsan dibuatnya.

Untungnya kali ini Alex sedang berbaik hati dengan tidak menyentuhku lagi. Tidak ku sangka, dia mengambil selimut dan menutupi tubuh kami.

Kakinya melingkari paha dan tangannya berada di perutku, mengelusnya. Tingkahnya seakan ada bayi di dalam sana saja, membuatku terlihat seperti ibu hamil.

Bibirnya tidak urung masih belum puas menciumku sana sini, terutama pipiku, selalu saja Alex menggigitnya.

Bibirnya tidak urung masih belum puas menciumku sana sini, terutama pipiku, selalu saja Alex menggigitnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kenapa sih sayang marah-marah mulu?" tanyanya dengan senyum lebar di bibirnya. Tentu saja mood-nya sedang sangat baik, dia berhasil menjebakku untuk yang kesekian kalinya.

Padahal aku sudah bilang tidak mau melakukannya lagi hari ini, benar-benar menyebalkan. Aku jadi merindukan masa-masa sendirianku, walaupun tidak ada teman sama sekali.

Mendengar ucapannya yang bertanya, refleks aku memiringkan badanku hingga kini kami berhadapan. Wajahku merenggut kesal dengan tatapan tajam yang mengarah padanya.

"Pakai nanya lagi?! Alex tuh tidak pernah mau menuruti Natalie!" sinisku dengan mengambil tangannya yang sedari tadi mengelus pipiku.

Sudah ku bilang tidak mau disentuh, masih saja jari-jarinya yang jahil memegangku. Tanpa aba-aba aku menggigitnya kencang hingga terdapat bekas gigitan di sana. Siapa suruh tangannya tidak bisa diam.

Pet Me, I'm Your Wolf!Where stories live. Discover now