BAB 50

22.5K 1K 73
                                    

ENJOYYYY

---------

"S-sekarang? Tunggu Alex, aku belum siap," sanggahku dengan terbata-bata, tidak dapat menahan jantungku yang berdetak hebat. Tanganku sudah mendorongnya menjauh, begitu pun tubuhku yang bergerak tidak teratur, ingin bebas dari kekangannya.

Namun, tentu saja tidak berpengaruh apa-apa. Alex dan nafsunya adalah dua hal yang tidak terkalahkan, ditambah lagi dengan Rolf yang sedari tadi memancingnya.

Seperti dugaanku, kepalanya menggeleng kuat dengan pipi mengembung, tidak mau. Jari-jarinya mengukung pergelangan tanganku dan pinggulnya berkali-kali dia mainkan, menggoda milikku di bawah sana.

Alex terburu-buru sekali, aku sudah malu setengah mati menanggapinya. Badanku yang berusaha lepas pun malah membuat bagian bawah kami bertabrakan.

"Jangan menolakku lagi! Aku merindukanmu, sayang, termasuk semua yang ada pada tubuhmu. Apa kau tidak merasakan hal yang sama hmm?" tanyanya dengan suara serak yang teramat sangat.

Hanya dengan mendengarnya saja, aku merasa merinding. Tatapannya menghunusku tajam dan bibirnya tidak berhenti mencium pipiku. Kadang kala, Alex menggigitnya dengan gemas.

Tidak hanya pipi, akan tetapi merambat kemana-kemana. Kening, hidung, dan terakhir adalah bibirku. Dia melumatnya dengan menggebu-gebu, membuatku tidak sempat untuk menolaknya.

Mataku perlahan terasa memburam dengan helaan napas yang terengah-engah, Alex tidak membiarkanku mengambil napas. Kepalanya terus saja mendorongku dan menarik bibirku dengan gairah.

"Bilang kau juga merindukanku, cantik," pintanya, menatapku lekat dan mengancam. Wajahnya hanya berjarak beberapa inci saja, bahkan aku bisa merasakaan napas hangatnya yang menghembus padaku.

Tangannya memegang daguku dan menahanku agar terus menatapnya. Mencuri kesempatan, dia mencium bibirku berulang kali, memaksaku untuk segera menjawabnya.

Aku tidak bisa berpikir jernih.

Di otakku hanya terdapat namanya. Tidak, aku tidak bisa menahannya lagi. Melihat wajahnya yang tampan tepat berada di hadapanku, tidak ada hal lain yang ku inginkan selain mengutarakannya.

Tanpa aba-aba, ku lingkarkan lenganku mengalungi lehernya. Begitu juga dengan kaki ku yang mulai naik ke atas pinggulnya.

"Aku juga merindukanmu, Al," lirihku malu-malu. Refleks aku langsung melihat ke arah lain, tidak berani menatap matanya yang berkabut. Darahku mendesir merasakan euforia gugup, cemas, dan bahagia menjadi satu.

Alex yang kesenangan pun menyatukan tubuh kami hingga tidak ada jarak sama sekali. Wajahnya kembali dia sembunyikan di ceruk leherku dan menghirupnya kuat di sana.

Kami berpelukan seperti teletubbies di atas kasur.

Kami berpelukan seperti teletubbies di atas kasur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Pet Me, I'm Your Wolf!Where stories live. Discover now