BAB 11

93.1K 4.5K 261
                                    

CEPET KANN UPDATENYAAA? BLG CEPET DONG, GUE DAH BEGADANG🥺

MANA BSK HRS BNGN PAGI HUEEE

DAHLAH GAPAPAAAA APA SIH YG GA TUK KALIAN

ENJOYYY!!

------------

Kaki ku bergetar dengan jantung yang berdegup cepat. Tanganku ragu-ragu memegang pipi Alex dan menekan badannya.

Dengan tidak yakin, ku gerakkan bibirku, melumatnya. Seingatku seperti ini Alex memainkannya.

Jujur saja aku tidak tahu apa-apa tentang hal dewasa. Baiklah mungkin ini tidak wajar untuk umurku, akan tetapi aku tidak pernah punya seseorang yang mengajarkan tentang hal ini.

Mataku menatap Alex yang memandangku intens, seakan tidak ingin melewatkan setiap detiknya, membuatku semakin malu untuk berbuat lebih. Dengan menyebalkannya, dia hanya diam, membiarkanku bermain sendiri.

Setelah ini pasti Alex akan mengejekku cupu atau sebutan lainnya.

Aku selalu menolak saat Leo akan menyentuh, menciumku sekalipun. Ya, selama setahun ini kami hanya sebatas genggaman tangan, tidak lebih.

Merasa gugup, akhirnya aku melepaskan ciuman kami dan menatapnya tajam. Mataku menyipit dengan bibir mengerucut, sebal.

"Balas aku," lirihku mencicit, terlalu segan untuk mengatakannya. Bahkan aku tidak yakin jika Alex mendengarnya.

Namun, tidak seperti bayanganku, dia malah menyeringai menyebalkan dan menatapku menggoda.

Alex terduduk di meja rias tersebut dan menggendongku dengan mudah hingga kini aku duduk di pangkuannya. Kaki ku tidak lagi menanjak pada lantai dan hanya bertumpu pada tubuhnya.

Badan kami merapat seperti perangko dan tatapannya yang sayu itu menimbulkan debaran yang sangat cepat di jantungku. Refleks aku menunduk, tidak mau menatapnya.

"Ternyata kau payah, sayang hahaha. Maafkan aku, kau terlalu imut," ucapnya mengejekku. Tawanya terdengar sangat puas, membuatku memukul dadanya kencang.

Bukannya berhenti, Alex malah menertawakanku semakin kencang. Sudah ku duga, aku memang tidak andal dalam hal ini. Karena itu aku membutuhkannya dalam rencanaku.

Alex menekan pinggulku hingga kini kami bersentuhan, bahkan dapat kurasakan tonjolannya yang mengenaiku.

Wajahku terasa memanas dengan napas yang memburu. Aku tidak pernah merasakan reaksi tubuhku seperti ini, hanya bersama Alex.

Spontan tanganku melingkari lehernya, takut terjatuh.

Mata kami bertatapan hingga dapat kulihat matanya yang memantulkan wajahku. Terlihat sangat bening dan tulus.

"Pejamkan matamu, cantik, dan rasakanlah," pintanya yang segera ku turuti.

Perlahan, mataku tertutup dan membiarkan Alex melakukannya. Bibirnya menyentuhku dengan lembut dan memainkannya di sana, entah mengapa terasa berbeda jika dia yang memulainya.

Alex selalu bisa merangsangku untuk membalasnya, gerakannya tidak kaku, dan tampak berpola. Tanpa sadar, aku mengikutinya.

Tangannya naik ke dagu dan menekan kuat untuk memperdalamnya. Alex tidak pernah menciumku se-nafsu ini sebelumnya.

Kepala kami bergerak secara berlawanan dan terasa bibirnya yang semakin mudah ku eksplor. Seperti makan permen, hanya saja tidak ada habisnya.

Pikiranku terasa melayang dengan tubuh yang melemas, rasanya ciuman ini mengambil jiwaku seluruhnya. Terasa memabukkan dan candu.

Pet Me, I'm Your Wolf!Where stories live. Discover now