BAB 18

55.8K 3.2K 215
                                    

OMOOOO UDAH DUA HARI G UPDATEE:(( MAAPINN

KENAPA YAH GUE JD SUSAH UPDATE, PADAHAL DULU BISA 3X SEHARI

SMOGA MASIH PADA SUKA YAH:((

ENJOYYYY

----------

Natalie memilih pergi.

Dia meminta maaf dan mengikatku dengan rantai besi. Kentara sekali raut wajahnya yang ketakutan.

Dan kini hanya tinggal aku sendirian di ruangan yang kosong ini.

"Bodoh! Seharusnya kau perkosa saja, Al!" Umpat Rolf berulang kali di pikiranku.

Dia terdengar sangat marah dan meraung-raung di dalam sana.

Tubuhku terasa semakin panas dengan pikiran kosong. Sebentar lagi, tepat tengah malam, aku harus mencari gadis lain untuk ku makan.

Tidak mungkin seorang werewolf bisa menahan nafsunya di bulan purnama. Dengan tangan terikat pun, aku masih bisa melepaskannya dan mengejar Natalie. Namun tidak ku lakukan.

Natalie belum siap, aku tidak mungkin memaksanya.

Wangi tubuhnya tercium semakin jauh, entah bagaimana dia berlari di tengah hutan sendirian. Aku tidak ingin memikirkannya.

"AHH," teriakku saat aura panas ini semakin menjadi-jadi. Rasanya badanku gatal, aku ingin disentuh.

"Sial, Al! Ayo kejar Natalie, bodoh! Kau mau mati dengan menahannya sendirian?!" Tanya Rolf dengan nada kasar. Tubuh serigalanya semakin memberontak di dalam diriku, dia seakan ingin keluar dari sarangnya. Akan tetapi dengan cepat ku tahan. Tidak ku berikan akses Rolf pindah tubuh denganku.

Natalie tidak menginginkanku, tidak mungkin aku mengejarnya.

Dia akan semakin takut jika aku memperkosanya. Apalagi bulan purnama terjadi semalaman penuh, aku tidak tega menyiksa Natalie selama itu, kalau bukan dari keinginannya.

Bayangan-bayangan Natalie memenuhi pikiran, aku seperti melihatnya berada di hadapanku dengan kondisi telanjang. Sial, bahkan saking inginnya, aku sampai berhalusinasi.

Natalie tampak sangat cantik dan berjalan dengan anggunnya. Tatapannya menggoda dengan bibir merah merona, memancingku.

Tidak, tidak mungkin itu Natalie-ku. Dia seharusnya polos dan menatapku dengan takut.

Dengan perlahan, gadis itu duduk di pangkuan dan memeluk leherku. Wanginya terasa memabukkan, seakan aku tengah berada di ladang kebun lavender.

Tangannya yang lentik menggodaku dengan mengelus punggungku naik turun. Ditambah dengan mata sayunya yang menatapku bernafsu.

"Sentuh aku," lirihnya yang membuatku tidak dapat berpikir jernih lagi.

Tanganku mengepal kuat dan dengan sekali hentakan, rantai besi tersebut terlepas dari pergelangan tanganku. Cakar Rolf mulai terlihat di jari-jariku, seperti seekor serigala yang ingin menerkam mangsanya.

Natalie masih menatapku menggoda dengan membusungkan dadanya, memberikan umpan pada nafsuku. Namun sayang saat aku membalas pelukannya, seketika Natalie menghilang dan berubah menjadi abu.

Sial, semuanya hanya halusinasi.

Menggertakkan gigi, aku bangkit dari duduk dan melepas bajuku yang terasa sesak. Tubuhku sudah setengah serigala, membuat badanku membesar dan tampak menakutkan.

Dengan cakar tajam, Ekor menegang, dan telinga serigala yang terbuka lebar. Rasanya aku ingin memperkosa Natalie dan menerkam daging-dagingnya yang harum.

Pet Me, I'm Your Wolf!Where stories live. Discover now