BAB 52

20.8K 1.1K 95
                                    

SIAPAAA YG NUNGGUIN UPDATEANN?

MAKASI YA BENERAN 100+ KOMEN, SENENG BGT AAA😚😚

SO ENJOYYY

---------

"Kalau begitu aku akan minum obat pencegah hamil saja," lirihku pada akhirnya.

Bisa bahaya jika anakku laki-laki, aku tidak mau mengambil resiko itu. Lagipula Alex saja masih sangat manja, mana mungkin aku siap memiliki anak.

Namun, ucapanku sepertinya menyakitinya. Bibirnya mengerucut dan dia menatapku tajam, tidak suka dengan keputusanku.

Tangannya yang melingkari pinggangku, sedikit mencengkram kulitku di sana.

"Coba saja, aku akan terus melakukannya sampai kau hamil, sayang. Biar Bryan Bryan itu tidak mendekatimu lagi, apalagi menjadi selingkuhanmu, tidak boleh!" tegasnya, memelukku dengan posesif.

Tubuh kami semakin merapat dan kepalanya bersembunyi di ceruk leherku. Dari semalam, Alex memang selalu membahas Bryan, seakan pria itu adalah saingan terberatnya.

Padahal kami hanya berteman biasa dan sebenarnya Bryan sudah memiliki pacar. Akan tetapi, aku tidak berniat memberitahunya hal itu, biar saja Alex terus cemburu. Wajahnya yang mengerut dengan pipi mengembung itu terlihat menggemaskan, aku menyukainya.

"Siapa yang akan memberikannya padamu? Aku tidak bilang ingin melakukannya lagi, Al," tolakku menggodanya. Senyum nakalku terbit seiring dengan alisnya yang menyatu, tidak suka.

Tanpa aba-aba, Alex menggigit bahuku gemas dan semakin merapatkan tubuh kami. Badanku yang terekspos sempurna tanpa sehelai benang pun terasa geli saat mengenai kulitnya. Sudah pasti Alex sengaja memancing titik sensitifku.

 Sudah pasti Alex sengaja memancing titik sensitifku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nafsu pria itu memang tidak ada habisnya. Bahkan daritadi saja kami tidak jadi jadi tidur.

"Natalie tidak boleh pelit! Tubuhmu, hatimu, semuanya sudah menjadi milik Alex!" ucapnya penuh penekanan.

Padahal menyatakan cinta saja belum, sampai saat ini aku masih tidak tahu bagaimana perasaannya. Alex seperti pria yang belum pernah pacaran saja, dia melewatkan tahapan-tahapan penting dalam berhubungan. Akan tetapi, sepertinya itu bukan hal yang perlu dikhawatirkan baginya.

Berbeda denganku yang sudah menunggunya dari semalam. Ku kira setelah memberikannya, Alex akan memintaku kembali menjadi pacarnya.

Merenggut sebal, aku menjauhkan kepalanya dan menatapnya dalam. Matanya menatapku bertanya dan bibirnya malah sibuk mencium-cium tanganku.

"Tidak ada yang mau kau katakan padaku, Al?" tanyaku dengan berharap. Telinga serigalanya terbuka lebar, menunjukkan ketidaktahuannya.

Dengan polos, dia menggeleng.

Tidak puas dengan jawabannya, keningku mengerut dan semakin meremas pipinya kencang. Hal begini saja dia kurang tanggap, berbanding terbalik jika berhubungan dengan hal dewasa pasti otaknya cepat bekerja.

Pet Me, I'm Your Wolf!Where stories live. Discover now