BAB 39

18.5K 1.2K 165
                                    

AAAA DOUBLE UPDATEEE!

SIAPA YG SENENGG?

ENJOYY

----------

"Aku menginginkanmu, karena itu jangan menolakku lagi, Nat," ucapku dengan menatap Natasha lekat.

Wanita di hadapanku benar-benar seperti Natalie. Rambutnya yang panjang teruntai rapi di belakang punggungnya dengan baju merah yang tampak sangat menggoda.

Jarang sekali aku melihatnya seperti ini, biasanya Natalie tidak akan memakainya. Dia lebih memilih menutup tubuhnya dengan selimut dibandingkan dress sexy kesukaanku.

Wajahnya yang cantik dengan tatapan sayu itu sangat memancingku, aku ingin cepat-cepat membungkusnya. Walaupun rasanya janggal Natalie tidak takut lagi padaku, malah dapat dibilang terlalu berani.

Ku angkat tubuhnya yang terasa ringan dan ku letakkan di kasur dengan hati-hati. Tanpa ragu-ragu pula tangannya langsung melingkar di leherku dan mencium bibirku.

Dia memulainya duluan, membuatku refleks mengerut bingung.

"Mana mungkin aku menolak pria tampan sepertimu. Lakukanlah, Al, aku penasaran bagaimana rasanya," ungkap Natasha dengan senyum manis di bibirnya.

Tidak menyia-nyiakan kesempatan, aku langsung mencium bibirnya dengan bernafsu. Terasa lembut hingga membuatku menggila.

Natasha membalasnya tanpa perlu aku memohon, tidak ada kekakuan, semuanya sangat lancar seperti air mengalir. Tangannya saja sudah menyentuhku sana-sini, mencoba untuk membuka bajuku.

Tanpa berlama-lama, tanganku ikut menyusuri tubuhnya, menuju belakang punggung Natasha yang mulus. Bahkan dia sedikit membusungkan dadanya, memberikanku akses untuk membukanya.

Alisku menyatu, merasa aneh dengan semua ini.

Namun, wajahnya selalu berhasil membuatku lupa diri. Natalie-ku yang cantik tengah pasrah di bawahku dan jari-jari halusnya membelaiku lembut.

Otakku tidak dapat berpikir jernih lagi, aku hanya ingin memasukinya.

Sepuluh hari tidak menyentuh tubuhnya, aku merasa sudah gila. Baru kali ini aku merasa kembali bergairah kepada seorang perempuan.

"Ah, enak, lagi!" desahnya saat aku menjilat lehernya. Hidungku kempas kempis, tidak mencium wangi khasnya sama sekali. Hanya hambar, seperti daging mentah.

Padahal ku yakin di hadapanku adalah Natalie, wajahnya tidak mungkin berbohong, kan.

Mendengar ucapannya, aku malah merasa ganjil. Seharusnya Natalie menolakku dan selanjutnya aku akan merajuk karena tidak boleh menyentuhnya. Bukankah biasanya seperti itu?

Aku tahu ini terdengar tidak waras, akan tetapi aku merindukan Natalie yang pelit dan sombong. Hal itu membangkitkan jiwa dominanku untuk membuatnya meronta minta ampun. Terasa sangat menyenangkan saat aku berhasil meruntuhkan pertahanannya.

Sial, padahal aku sedang bersama Natalie, namun aku tetap merasa ada yang kurang. Semua tingkahnya yang berbeda, membuatku tidak puas.

"Lagi, Al, kau terlalu lama! Biar aku saja!" tegasnya dengan cepat membalikkan posisi kami.

Kini, aku berada di bawahnya dengan Natasha yang menghimpitku tanpa peringatan. Pinggulnya bergoyang menggoda kemaluanku dan tangannya menyentuh perutku yang tidak tertutup apapun.

Sontak mataku terpejam, merasakan kenikmatan di bawah sana. Aku tidak tahu jika Natalie bisa se-menggoda ini. Dia lebih ahli dari sebelumnya.

Natasha menempelkan kulit kami dan tangannya menyentuh kedua pipiku. Tidak ku sangka, dia menuju ke bibirku.

Pet Me, I'm Your Wolf!Where stories live. Discover now