BAB 16

70.5K 3.3K 327
                                    

OMGGG GUE MENGAKU BERSALAH UDH GA UPDATE SELAMA INI:((

PLEASE MSH PADA NUNGGUIN GA YAH?

GA SEMPET BUKA WP HUAAAA MAAPINN, SMOGA MSH PD NUNGGUIN YAH

ENJOYYY

--------

Aku tertidur setelah kami melakukannya. Padahal hanya aku yang keluar, akan tetapi rasanya sudah sangat melelahkan.

Mataku terpejam dengan kepala yang bersandar lemas pada dinding. Rasanya tubuhku masih berdenyut dan napasku terengah-engah.

Ditambah lagi dengan ucapannya yang menggelitik telingaku. Walaupun samar-samar mendengarnya, jantungku tetap berdegup cepat hanya dengan membayangkannya.

"Terima kasih sayang, kau sangat nikmat. Cairanmu manis, hmm aku menginginkannya lagi. Tidurlah sayang, tidak usah pedulikan aku. Aku hanya ingin membersihkan cairanmu di bawah sana," ucap Alex yang terngiang di kepalaku.

Setelahnya dapat kurasakan kepala Alex yang menuju ke milikku dan tangannya menahan kedua kaki ku agar tetap mengangkang. Perlahan, lidahnya menjilati milikku dengan nafsu yang memburu. Terasa geli, akan tetapi aku tidak dapat menolaknya.

Untuk menggerakkan tanganku saja, rasanya tidak sanggup.

Di tengah keheningan ini, hanya suara seruputannya yang menghiasi, terdengar sangat nikmat di telinga. Alex seakan tidak ingin meninggalkan satu pun cairan di sana.

Kadang kala terdengar dehemannya yang puas saat cairan itu tertelan olehnya. Astaga aku malu sekali.

Membuka mata sedikit saja aku langsung melihat kepalanya yang bergerak liar di bawah sana dengan ekor serigalanya yang bergerak dari sisi ke sisi, kesenangan.

Belum lagi dengan tatapannya yang sayu dan memuja ke arah milikku, membuat bagian inti tubuhku semakin berdenyut.

Tidak lama kemudian, aku benar-benar terpejam dan tertidur dengan posisi yang memalukan. Mengangkang di hadapannya dengan tubuh yang masih setengah telanjang.

Namun, aku tidak ingin mempedulikannya, untuk saat ini yang paling penting adalah mengisi energiku terlebih dahulu.

Sebelum terlelap, masih dapat ku dengar pikirannya yang posesif dan mengancam. Suaranya serak disertai dengan geraman Rolf yang terdengar berulang kali, seperti merencanakan sesuatu.

"Nat sangat nikmat, Rolf. Apa kau merasakannya juga? Cairannya lebih manis daripada aroma tubuhnya, seakan memang dari sanalah asalnya. Kau benar, Rolf, aku harus menculiknya. Natalie hanya milikku, tidak boleh ada yang menikmatinya selain aku!"

Tubuhku seperti terangkat dan melayang. Kepalaku disandarkan pada bahunya dan tidak berhentinya Alex mencium rambutku, lembut.

Angin malam terasa dingin menusuk kulit, membuatku semakin memperat jarak kami. Tanpa sadar pula aku memeluk lehernya sebagai pegangan.

"Ayo kita pulang, cantik," bisiknya yang tidak terdengar jelas di telingaku.

Sebagai balasannya, aku hanya berdehem pelan dan mendorong badannya lemah. Rasanya sangat melelahkan hingga aku tidak ingin diganggu oleh siapapun.

Yang dapat ku dengar setelahnya adalah desisan serangga dan desiran daun yang terdengar jelas. Keningku mengerut merasakan udara kencang yang menghembus badanku lebih dingin dari biasanya.

Diiringi dengan suara kayu patah yang terdengar di setiap langkah kami, seakan Alex sedang berjalan di tengah hutan.

Bukannya terbangun, aku malah semakin nyenyak mendengarkan suara alami dari alam, rasanya sangat menenangkan.

Pet Me, I'm Your Wolf!Donde viven las historias. Descúbrelo ahora