BAB 46

17.4K 1.1K 106
                                    

OMOOO INI DOUBLE UPDATE GA SIHH?? SIAPA YG SENENGG?

ENJOYYY

---------

"Tarik ucapanmu, Nat! Apa maksudmu mengatakan hal itu?" tanyaku dengan napas yang memburu.

Tatapanku menghunus tajam menatap wanita di hadapanku. Tidak ada kata lain selain marah dan terkejut, aku hanya tidak menyangka Natalie bisa mengatakannya sejelas itu.

Otakku sudah berkelana liar dengan banyak pikiran buruk di dalamnya. Jujur saja ucapannya berhasil menyentil martabatku sebagai laki-laki, tidak ada yang pernah menyinggungku soal itu sebelumnya. Apalagi ini Natalie. 

Refleks mataku menatapnya nanar, mencari kebohongan di sana. Sayangnya, dia tidak mau menatapku sama sekali. Wajahnya hanya menunduk dengan jari-jari yang saling bertaut.

Yang ku tahu bibirnya terlihat gemetar, seperti tidak yakin dengan ucapannya sendiri. Atau mungkin, karena ini pertama kalinya Natalie berkata jujur seperti itu padaku.

Aku tidak bisa menebaknya.

Helaan napas kembali terdengar dari bibir mungilnya, seakan belum puas menikamku dengan perkataannya.

"Aku ingin putus karena hal itu, Al. Aku tidak peduli mau kau bersama Natasha ataupun wanita lainnya. Aku hanya ingin memutuskanmu karena kau memang tidak bisa membuatku puas!" ucapnya dengan yakin, tanpa ada keraguan sama sekali.

Jantungku berdegup cepat melihat matanya yang memandangku sinis. Meneguk ludah kasar, aku merasa tidak nyaman dengan keadaan saat ini.

Langkahku sampai mundur dan kepalaku menoleh ke arah lain, takut terbuai dengan kecantikan Natalie. Tanganku memegang rambut dan menariknya kencang agar kesadaranku kembali normal, walaupun itu semua sia-sia. Wanginya yang sangat harum menusuk hidungku hingga telingaku tidak bisa fokus mendengarnya.

Aku ingin bersama Natalie, apapun pendapatnya tentangku. Ini gila, bahkan aku merelakan harga diriku diinjak-injak seperti ini tanpa ada pembelaan.

Anggap saja aku sedang tuli dan tidak dapat mendengarnya sama sekali.

Perlahan, aku kembali mendekat dan menggenggam tangannya lembut. Natalie langsung menghempaskannya, akan tetapi aku tidak menyerah, terus menerus aku melakukannya.

"Natalie sayang, aku tahu kau sedang marah padaku. Akan tetapi jangan seperti ini, ya, kita omongin baik-baik setelah pria itu ku bunuh!" pintaku dengan senyum lebar, membujuknya.

Bukan senyum senang seperti biasanya, akan tetapi senyum hampa dengan mata yang menatap putus asa. 

Tanganku mengenyampingkan rambutnya ke belakang telinga dan mencium pipinya tanpa aba-aba, membuat Natalie mundur dan mendorong dadaku. Secara sigap pula dia mengelap pipinya seakan jijik dengan sentuhanku.

Melihatnya seperti itu saja, amarahku kembali bangkit hingga ke ubun-ubun. Ini semua pasti karena Bryan! Entah apa yang dilakukannya pada wanitaku, yang pasti aku sangat membencinya. 

Natalie tidak pernah menolakku sebelumnya, semuanya berubah sejak mengenal Bryan. Sontak mataku menatap tajam pria itu dan melangkah tegas ke arahnya. Tanganku mengepal dan gigiku bergemelatuk, ingin cepat-cepat membunuhnya.

Namun, tangan lembut seseorang menahanku. Dia menarikku kuat dan langsung berdiri di tengah-tengah kami, seperti sedang menjaga prianya dari binatang buas.

"Alex, aku serius! Ini semua tidak ada urusannya dengan Bryan, jangan menyentuhnya se-inci pun!" tegasnya dengan menunjukku penuh amarah.

Tubuhnya yang gemetar, seakan takut aku menyentuh pria itu sedikit saja. Ini pertama kalinya aku melihat Natalie membela pria lain di hadapanku.

Pet Me, I'm Your Wolf!Where stories live. Discover now