[S2] BAB 62

16.2K 791 52
                                    

MAAPINN BARU UPDATE

SEHARIAN INI GUE SAMPE TIDUR TIGA KALI, NGANTUK TERUS :((

TAPI CHAPT INI GUE BUATNYA PANJANG KOK 1,4K EHEHEHE

SO ENJOYYY

--------

"Bukan biasanya Natalie suka usir Alex hmm?" tanyaku, menggoda Natalie yang sedang menyembunyikan wajahnya di balik selimut. Terlihat rona merah di pipinya.

"Itu kan dulu, sekarang Alex jangan kemana-mana, disini aja," tahannya malu-malu. Jari-jari mungilnya memegang tanganku, seakan tidak ingin ku tinggalkan. Raut wajahnya menatapku berharap dengan kedipan mata yang berulang kali dia lakukan.

Otakku jadi melayang jauh melihatnya se-nakal ini. Dengan jail, aku kembali duduk di sampingnya dan sedikit menarik selimutnya hingga terjatuh. Bahkan Natalie tidak bersusah payah untuk memungutnya kembali.

Tubuhnya yang sexy terpampang jelas di hadapanku dan sialnya tidak ada yang bisa ku lakukan selain meneguk ludah kasar. Cepat-cepat aku menggeleng dan melihat wajahnya yang sayu. Matanya pun berkabut, seakan ingin segera ku sentuh.

Tanganku mengarah ke pipinya dan mengelus bagian sana dengan lembut, membuatnya terpejam dan mendekat seperti kucing.

"Apa ini efek baby? Kau semakin menggemaskan, sayang. Berarti kalau aku minta nyusu, boleh?" tanyaku yang langsung dianggukinya dengan semangat, tidak ada keraguan di matanya.

Tidak lama-lama lagi, dia menyiapkan posisi dan menarikku hingga berada di atasnya. Kepalaku diarahkan ke dadanya yang membusung sempurna dan tangannya meremas-remas rambutku.

"Kemarilah, bayi besar," ucapnya sambil menggigit bibirnya, menggoda.

Melihat kedua bulatan itu tepat berada di depan, membuatku menegang kaku.

Padahal biasanya jika aku meminta hal itu, Natalie akan marah-marah dan menatapku sinis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Padahal biasanya jika aku meminta hal itu, Natalie akan marah-marah dan menatapku sinis. Katanya tidak etis di usiaku yang sudah tua bangka ini masih nyusu, seharusnya minum kopi atau jamu biar tetap kuat.

Namun, tingkah lakunya yang sangat berbeda ini, tidak meruntuhkan pertahananku. Menggeleng tegas, aku melepas pelukannya dan segera menjauh dari godaan besar itu.

"Aku hanya bercanda, cantik. Tubuhmu masih sakit, aku tidak mau menambahnya," tolakku dengan seringai puas melihat wajahnya yang bersedih. Lihat sekarang siapa yang menginginkannya? Natalie yang merajuk terlihat sangat imut di pandanganku.

Kepalanya menggeleng berulang kali dengan bibir yang cemberut. Tangannya masih menahan rambutku hingga terasa seperti dijambak.

"Tidak boleh bercanda, beneran saja. Sini," ajaknya sekali lagi, memaksakan kepalaku untuk mendekat. Jarak kami sudah dekat sekali sampai aku bisa merasakan daging empuk itu mengenai wajahku.

Pet Me, I'm Your Wolf!Where stories live. Discover now