[S2] BAB 59

16K 969 68
                                    

ENJOYYY

-------

Natalie POV

Mataku terbuka dengan susah payah karena rasa mual yang teramat sangat. Darah Rolf yang amis masih terasa pekat di tenggorokan. Entah apa yang ku pikirkan beberapa jam yang lalu, akan tetapi aku menyetujuinya.

Rolf mencakar dirinya sendiri dan memberikanku darahnya. Alhasil tubuhku terasa panas dan tidak nyaman, seperti orang demam.

Menepuk kasur di samping, keningku mengerut tidak merasakan kehadiran seseorang di sana. Padahal Alex yang membawaku saat pingsan di sungai tadi. Bahkan dia juga menaruh kain hangat di atas dahiku.

"Cepat sembuh, cantik," bisiknya yang masih terngiang di kepalaku.

Dengan tidak sabar, aku turun dari kasur. Mencari di balkon, tidak ada. Di kamar mandi, tidak ada. Perasaanku tidak enak dibuatnya. Tidak biasanya dia keluar dari kamar.

"Al? Alex?" panggilku serak. Jalanku terseok-seok hingga harus menyentuh dinding sebagai pegangan. Aku tidak tahu jika darah Rolf bisa sebegitu kuatnya, dibandingkan darah Alex, aku hanya pusing sebentar saja.

Menuju ruang tamu, aku menemukannya tengah menatap televisi dengan pandangan kosong. Bajunya masih tampak basah dan rambutnya memercikkan rintik-rintik air. Sepertinya dia tidak berganti baju sejak berubah menjadi manusia lagi.

Merasakan kehadiranku, sontak kepalanya mengarah ke samping.

Tidak ada senyum lebar di bibirnya, auranya terasa dingin, dan tatapan tajamnya menghunusku. Aku seperti melihat orang yang berbeda.

"Ah, kau sudah bangun, ya," ucapnya singkat yang dengan cepat pula mengalihkan pandangannya, seakan tidak ingin menatapku lama-lama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ah, kau sudah bangun, ya," ucapnya singkat yang dengan cepat pula mengalihkan pandangannya, seakan tidak ingin menatapku lama-lama.

Hanya senyum tipis yang tersungging di bibirnya. Tidak ada rayuan, rajukan, ataupun lainnya. Bahkan mendekatiku saja tidak.

Penasaran, aku pun berjalan ke arahnya. Hidungku mengendus-endus, mencium wangi yang sangat enak menguar dari tubuhnya. Bau lavender yang memabukkan.

Tanpa aba-aba, aku duduk di pangkuannya. Rasanya sangat nyaman hingga tanpa sadar kepalaku mencari-cari sumber wangi tersebut. Semakin ku mendekat ke bahunya, semakin kuat aromanya.

Sontak aku mengalungkan tangan, melingkari lehernya.

"Kenapa tidak di kamar? Aku mencarimu, Al," tanyaku sambil memejamkan mata. Kepalaku sudah bersandar di bahunya dan kadang kala lidahku menjilat kulitnya. Nikmat sekali, seperti makan eskrim.

Namun, tidak bertahan lama karena tiba-tiba saja Alex berdiri dari duduknya dan membuatku oleng. Gerakannya terburu-buru sekali hingga keningku terasa semakin berdenyut-denyut.

"Istirahatlah, badanmu masih hangat," suruhnya dengan tidak mau menatapku sama sekali. Alex berpindah posisi menjadi duduk di sofa yang lain.

Tidak mau kalah, aku pun kembali mengikutinya.

Pet Me, I'm Your Wolf!Where stories live. Discover now