BAB 12

87.3K 4.1K 253
                                    

ASIKKK UPDATEEE SETELAH SEKIAN ABAD

SIAPA YG NUNGGUINN?

MAAP YAAA LAMA UPDATENYA, SMOGA MSH PADA SUKAA AAMIIN

BTWWW MAKASIII ATAS 100K+ VIEWS NYAAA KALIAN MEMANG LUAR BIASA!! DAN #1 MANUSIA SERIGALA, GILEEEE!!

KEREN BGT YAALLAHH DAHLAH MAU NNGIS

ENJOYYY THIS BAB GESS!!

----------

Alex POV

Natalie menjauhiku.

Sejak dia bilang menyukaiku, Natalie malah menjaga jarak dariku dan ini sudah terhitung hari ke tujuh.

Masih teringat jelas bagaimana berdebarnya hatiku saat dia mengucapkan satu kalimat itu, rasanya tubuhku melayang dengan mata menatapnya tidak percaya.

"Terima kasih karena tidak menyentuhku, terima kasih sudah menjagaku, aku ingin berterima kasih untuk semuanya, Al. Sepertinya aku mulai menyukaimu."

"Sepertinya aku mulai menyukaimu."

Bahkan sampai hari ini, kalimat itu masih terngiang di kepala, membuatku tersenyum dan tertawa tanpa alasan. Wanitaku sungguh menggemaskan.

Namun ini sudah berlebihan, bagaimana bisa Natalie menjauhiku begitu saja? Aku benar-benar sebal.

Setiap ku mendekatinya, dia akan memutuskan pembicaraan kami dengan cepat dan menghindar dari pandanganku. Wajahnya selalu menunduk dan tidak berani menatapku.

Aku merindukannya.

Karena itulah saat sedang jam istirahat seperti ini, aku langsung menariknya ke tempat sepi.

Natalie tampak terkejut dan mencoba memberontak dengan melepaskan tangannya, akan tetapi ku tahan dengan kuat. Kakinya menahan langkah, tidak ingin mengikutiku.

Memastikan tidak ada orang di sekitar kami, aku duduk di bangku taman belakang kampus dan tanpa aba-aba memangkunya. Kalau ku biarkan Natalie duduk sendiri, dia akan mudah kabur dariku.

Tanganku memeluk pinggang dan mengurungnya dengan posesif.

"A-ada apa, Al? Urusan kita sudah beres, Leo tidak menggangguku lagi," ucapnya dengan gugup, seperti biasa dia tidak mau melihatku dan wajahnya selalu memerah.

Tubuhnya tegang dan masih berusaha lepas dari pelukanku.

Perkataannya memang benar, mengenai Leo, dia tidak pernah muncul lagi di hadapan wanitaku. Semua itu karena aku mengancamnya. Baiklah ini hanya rahasiaku.

Tanpa Natalie tahu, aku menghajar lelaki itu lagi hingga dia masuk rumah sakit. Aku mencakar dan membantingnya tanpa ampun, kurasa tulang tangannya sampai patah.

Karena itulah, Leo sampai saat ini belum masuk kuliah, aku tidak peduli juga.

Mendengar ucapan Natalie, keningku pun sontak mengerut, tidak suka. Bisa-bisanya dia menganggap kami beres, setelah aku jatuh cinta sedalam-dalamnya.

"Kita tidak pernah selesai, sayang, kau harus bertanggung jawab sudah membuatku gila padamu," ucapku di telinga Natalie yang membuatnya menggeliat, kegelian.

Tangannya sedikit mendorongku agar menjaga jarak dan wajahnya dia sembunyikan dengan memalingkan muka cantiknya dariku.

"Gadis kita sedang malu, Al. Bibirnya gemetar, aku ingin menciumnya. Ayolah, sebentar saja!" pinta Rolf sudah meraung-raung di dalam sana.

Tanpa sadar pandanganku jadi mengarah ke sana dan meneguk ludah kasar. Bibir Natalie yang sedikit tebal itu membuat pikiranku melayang. Menciumnya benar-benar candu, rasanya aku ingin terus mencicipinya.

Pet Me, I'm Your Wolf!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang