BAB 44

19.3K 1.2K 169
                                    

SIAPAAA YG SENENG DAPET NOTIF UPDATE?

ENJOYYY

--------

"Kenapa kau disini? Tidak ada yang mengundangmu ikut makan bersama kami," sindir Bryan dengan sedikit membanting tempat duduknya.

Tatapannya sinis dan wajah sok tampannya itu mengerut tidak suka padaku.  Sama halnya denganku yang menatapnya tajam, melihatnya berada di rumah Natalie pagi buta begini, aku sangat tidak menyukainya.

Aku tidur di sini semalam, walaupun Natalie sudah mengusirku berulang kali, bahkan mendorong-dorongku ke jendela. Aku tetep kekeuh di sini, hingga akhirnya dia lelah dan tertidur di pelukanku.

Tidak, aku berbohong, itu hanya khayalanku. Pada kenyataannya Natalie berada di atas kasur, sedangkan aku di lantai yang beralaskan dingin. Tidak apa-apa, asalkan masih dapat mencium wanginya.

Kurasa kemarin adalah tidur ternyenyakku setelah sekian lama.

Memundurkan kursi, aku duduk tepat di hadapan Natalie. Sial, enak sekali mereka duduk bersebelahan, membuatku sebal saja.

"Aku hanya ingin bersama mate-ku, seharusnya kau yang pergi!" balasku tidak mau kalah. 

Rolf saja untuk kali ini setuju denganku, dia sudah mengaum kencang, merasa cemburu pujaan hatinya didekati pria lain. 

Tubuhku terasa panas dingin, ingin menarik Natalie agar berada di dekatku. Sayangnya perempuan itu tidak mengindahkanku sama sekali. Sejak kemarin, Natalie tidak pernah menyapaku duluan. Dia hanya akan berbicara jika diperlukan. 

"Ini rumahku, bodoh! Bisa-bisanya kau mengusir tuan rumah!" tegas Bryan dengan menaikkan nada bicaranya.

Sepertinya dia benar-benar ingin memancing amarahku. 

Apalagi melihat Natalie yang mengusap punggung Bryan seakan menenangkan, mataku memanas melihatnya. Seharusnya aku yang berada di sana dan mendapatkan usapan lembut darinya.

"Jangan mau kalah, Al! Ayo kita bawa Natalie dan kurung dia di kamar, enak saja pria lain bisa menikmati cantiknya!" ucap Rolf memprovokasi pikiranku.

Serigala itu memang sudah tidak marah lagi padaku. Setelah bertemu dengan mate-nya, dia malah semakin sering menyuruhku untuk memperkosa Natalie.

Sudah ku bilang kan biang keladi dari otak mesumku adalah Rolf, tentu saja bukan aku! Walaupun tidak dapat dipungkiri, aku pun menginginkannya.

Dan mengenai rumah, aku baru tahu jika ini pun milik Bryan. Fakta mengejutkannya adalah dia cucu dari Bastian, pantas saja rumahnya ada dimana-mana. Kurasa ini hanya satu dari seratus yang ia tempati.

Menatapnya lekat, wajahnya memang mirip dengan cerita-cerita Bastian yang pernah ku baca, bahkan sifat menyebalkannya saja hampir sama. Ya, saking terkenalnya sampai dijadikan sebuah buku, dasar keluarga penuh pamer!

Semua hal tentang Bryan, aku membencinya mulai sekarang.

Bisa-bisanya dia mendekati Natalie di hadapanku. Tangannya yang gatal itu ada saja modusnya untuk menyentuh wanitaku, entah itu mengesampingkan rambutnya atau mengelap saus di bibirnya.

Benar-benar menjengkelkan. Tanpa sadar aku menggebrak meja kuat.

"Shit, berhentilah menyentuh Natalie. Kau menempel seperti parasit--" 

"Alex! Watch your mouth! Kau tidak seharusnya berada di sini! Dan Bryan, kau juga pulang saja, aku tidak apa-apa sendiri," ucap Natalie dengan nada marah padaku. Sedangkan pada Bryan, dia sangat melembutkannya.

Pet Me, I'm Your Wolf!Where stories live. Discover now