[S2] BAB 57

16K 1K 93
                                    

MAAF YAAA UDH LAMA GA UPDATEE, LG SIBUKK HUHU

INII GUE NGANTUK BGT LG NGETIKNYA, DEMI KALIAN! <3

ENJOYYY

---------

Alex POV

"Rolf, aku harus apa? Natalie marah," lirihku, tidak bersemangat. Kaki ku yang lemas sampai tidak kuat menapak lantai dan terduduk di kasur dengan lemah.

Kertas yang berisikan ujaran kebenciannya masih ku pegang erat-erat dalam keadaan remuk. Kurasa ini pertama kalinya Natalie mengusirku, ditambah lagi dia tidak pernah mengucapkan kata cinta, membuatku semakin overthinking saja.

Padahal semuanya berjalan normal beberapa hari ini, Natalie masih penurut dan kami berhubungan layaknya suami istri pada umumnya. Bukankah hal yang wajar jika aku memintanya terus menerus?

Natalie sangat cantik, tidak mungkin aku menyia-nyiakannya. Dan mengenai pakaian, untuk apa dia mengenakannya lagi jika akhirnya akan ku telanjangi.

Aku merasa tidak ada yang salah, keinginannya ke luar negeri saja aku iyakan walaupun tidak rela. Waktu kami akan banyak terbuang di pesawat dan aku benar-benar membenci hal itu. Butuh waktu yang lama untuk aku menyetujuinya.

Namun, tiba-tiba saja dia marah dan mogok bicara padaku.

Aneh sekali.

Rolf terlihat manggut-manggut dalam pikiranku dengan pandangan mata ke atas, menelaah.

"Kurasa dia tidak puas sama permainanmu, Al. Mungkin milikmu sudah loyo," ucapnya dengan menyipit sinis, membuatku terbelalak.

Mendengar ucapannya, aku merasa sedikit tersinggung. Enak saja membawa-bawa kebanggaanku, Natalie saja pernah bilang terlalu besar.

Melihat ke arah bawah, aku membuka celanaku sendiri dan melihat kemaluanku yang kekar. Masih tetap kencang seperti biasanya, bahkan sudah sedikit menegang hanya dengan membayangkan tubuh Natalie.

Semua yang berhubungan dengan wanitaku, selalu berhasil memancing sesuatu di dalam sana. Dan dapat ku pastikan tidak seperti yang diucapkan Rolf.

"Mana mungkin begitu! Natalie tidak pernah menolak lagi setiap ku ajak berhubungan—lebih tepatnya dia tidak mau mendesah, tidak mau bergerak, dan hanya diam seperti patung," jelasku dengan mencicit.

Menyadari hal itu, membuat bibirku mengerucut sedih. Natalie tidak mau memuaskanku lagi, walaupun sudah berkali-kali ku pancing.

 Natalie tidak mau memuaskanku lagi, walaupun sudah berkali-kali ku pancing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga hari terakhir ini aku seperti kehilangan nyawa. Kami tetap melakukannya, akan tetapi selalu ada yang kurang.

Keningku mengerut, masih berusaha mencari alasan Natalie harus se-marah itu. Apa karena eskrim? Kurasa tidak. Pikiranku jenius, dia suka eskrim dan juga suka diriku, karena itu aku membalurkannnya menjadi satu.

Pet Me, I'm Your Wolf!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang