BAB 22

47.7K 2.6K 260
                                    

SIAPAAA YG NUNGGUIN DOUBLE UPDATEEE???

MAAF YA KEMALEMAN😭😭

UNTUNG MASIH SEMPET YA UPDATE HARI INI BCOZZZ BESOK PUASAA!! JGN LUPA PD PUASA ARAFAH JUGA YAA😚

BTWWW SIAPA YG BLOM FOLLOWWW? HAYOLO KECIDUK

FOLLOW DULU G SIEEE?!! AYOO CEPET CEPET

MASIH ADA NINU NINUU DIKIT🚨

ENJOYYY

------------

"T-tunggu, Al, aku belum menerima mu," ucapku gugup saat tubuhnya semakin mendekat dan berniat menciumku.

Badannya sudah masuk ke dalam bathup dan tangannya kini berada di pinggang, menahan ku untuk kabur.

Tatapan matanya sayu dan buas, seakan menelanjangiku. Tanpa diberitahu pun, aku tahu Alex sedang bernafsu. Gairahnya seperti bara yang disentuh oleh angin, cepat sekali terpancing.

Tidak ada penolakan, Alex tetap mendekatkan dirinya dan tidak berapa lama bibirnya mulai menempel pada bibirku.

Gerakannya sangat halus dan lembut hingga tanpa sadar aku terpejam. Padahal tadi aku sudah bersusah payah, akan tetapi dengan mudahnya dia meruntuhkan niatku.

Tangannya yang berada di pinggang mulai turun ke arah bokong, membuatku mengerut bingung.

Tanpa aba-aba, Alex menggendongku dan mengeluarkan tubuhku dari bathup, tanpa merasa keberatan sama sekali. Sontak kedua tanganku langsung memeluk lehernya erat dengan dada yang bersandar padanya.

Badanku masih terasa licin, aku takut Alex goyah dan menjatuhkan ku.

Perlahan dia melepaskan ciuman kami dan menatapku tersenyum, membuatku tidak bisa menebak apa yang akan dia lakukan selanjutnya.

"Ayo sex sambil berdiri!" Ajak Rolf dengan antusias di dalam sana.

Bahkan perkataannya tidak di filter sama sekali, seakan hal itu mudah baginya. Berbeda denganku yang sudah menegang dan menatap Alex takut.

Tidak mungkin Alex menurutinya, kan? Astaga, pikiran Rolf mesum sekali. Aku malu hanya dengan membayangkan apa yang ada di pikirannya.

Melihat wajah takut ku, Alex mencium pipiku seakan menenangkan.

"Aku hanya ingin membasuh tubuhmu yang bersabun, mine," ucapnya dengan suara sedikit serak dan seringai mesum yang menakutkan.

Entah mengapa aku merasa bukan hanya sekadar basuh membasuh.

Masih berada dalam gendongannya, Alex menyalakan shower dan mengarahkannya padaku.

Merasakan air yang langsung dari alam tersebut, membuat tubuhku menegang dan bergetar. Tanpa sadar pula aku mendekatkan tubuh padanya, mencari kehangatan.

"Ngh, dingin, Al," lenguh ku yang lebih berupa desahan.

Tidak dipedulikannya, dia tetap menggosok rambut, punggung, hingga kaki ku. Tangan kekarnya yang kasar membangkitkan sesuatu dalam diriku. Apalagi sentuhannya yang halus dan sensual, membuatku menginginkan lebih.

Tatapan matanya tidak lepas dariku dan terlihat semakin sayup. Rambutnya yang basah entah mengapa terlihat mempesona di mataku.

Meneguk ludah kasar, aku baru menyadari jika Alex tampan sekali.

Dia menyandarkan ku ke dinding dan menumpu tangannya di rambut seakan melindungi kepalaku dari kerasnya tembok.

Wajahnya yang mendekat dengan memiringkan wajah, membuatku sontak memejamkan mata.

Pet Me, I'm Your Wolf!Where stories live. Discover now