BAB 45

18K 1K 92
                                    

SIAPAAA YG NUNGGUIN NOTIF UPDATE DR KEMARIN?

ENJOYYYY

---------

"Natalie kok ngomong gitu? Jahat!" ucapku, merajuk sebal. Membayangkan wanitaku melakukannya dengan Bryan, membuatku sontak menggeram marah dan menatapnya tajam. Rasanya aku ingin membunuh semua orang di muka bumi ini.

Aku saja selalu menahannya selama ini, enak saja keistimewaan itu mau diberikan pada pria lain. Tidak boleh, cuman untuk Alex. Titik.

Namun sayang, Natalie hanya menatapku datar dan tidak mempedulikan ekspresiku yang kesal. Semakin lama, semakin dingin saja tingkahnya. Aku jadi merindukan Natalie-ku dulu, yang manis dan penurut.

Merasa diabaikan, aku berpindah posisi menjadi di sebelahnya. Dengan sigap, aku memegang tangannya, mencari perhatian. Akan tetapi tetap tidak berhasil, Natalie masih saja sibuk dengan makanannya.

Meneguk ludah kasar, aku harus menjelaskannya. Tidak nyaman sekali berada dalam kecanggungan ini.

"Seperti yang ku bilang, aku tidak sadar saat melakukannya sayang. Ku kira Natasha adalah dirimu," ungkapku yang akhirnya menyita perhatiannya.

Dia melepaskan genggaman tangan kami dan menjaga jarak dariku. Matanya menatapku sinis dan helaan napasnya yang kasar, terdengar lelah.

"Aku tidak peduli lagi, Al. Kumohon jangan ganggu aku, kita sudah putus," pintanya setelah sekian lama terdiam.

Suaranya yang lembut menenangkan pendengaranku. Berkebalikan dengan ucapannya yang membangkitkan amarah. Perasaanku tidak nyaman dan tanganku mengepal kuat, ingin menyumpal mulutnya dengan bibirku.

Sejak tadi malam, Natalie memang sudah meminta putus. Suaranya yang merdu itu selalu saja mengucapkan satu kata yang tidak aku suka, seakan sedang menguji kesabaranku.

Jangan tanyakan bagaimana reaksiku saat pertama kali mendengarnya, kurasa kaca di kamarnya sampai pecah karena ku banting. Hampir saja aku memperkosanya tadi malam. 

Namun, ku urungkan setelah melihat raut ketakutannya padaku, lagi-lagi aku seperti monster di matanya. Menghela napas berulang kali, aku hanya menggigit bibir dalam, tidak mau kembali terpancing.

"Natalie jangan bicara seperti itu, Alex tidak suka. Aku akan melayanimu, cantik, kau sudah selesai makan, kan? Biar ku cuci piringnya. Tapi setelah itu beri aku imbalan ya, hehe," ucapku dengan semangat berdiri dari tempat duduk. Senyumku terbit membayangkan Natalie akan kembali memanjakanku.

Tanganku mengambil piringnya yang sudah kosong dan mengelus rambutnya lembut. Matanya yang menatapku sebal terlihat sangat menggemaskan dari atas sini, aku ingin mencubit pipi bulatnya.

Tidak ada pujian, maupun ucapan terima kasih. Natalie malah menggosok rambutnya, seakan ingin menghilangkan jejakku.

Dengan pikiran jahil, aku berniat akan mengelusnya kembali. Bukan hanya rambutnya, akan tetapi seluruh tubuhnya juga, biar Natalie semakin sulit menghapusnya. Hanya dengan memikirkannya saja, ekorku sudah bergerak ke kanan kiri, kesenangan.

Tersenyum lebar, aku menghidupkan keran air dan menggosok-gosok piring bekas Natalie. Bahkan pinggulku sedikit bergoyang, menari tanpa alunan musik.

Membayangkan Natalie saja sudah sangat cukup memenuhi pikiran dan perasaanku, seperti ada bunga-bunga yang tumbuh di dalamnya. Wanitaku yang cantik dan harum, aku tidak sabar mengurungnya dalam pelukanku.

Selesai mencuci piring, aku mengelap tangan masih dengan senyuman di bibir. Aku sudah menjadi anak baik, sekarang hanya perlu menunggu imbalan, kan. 

Kaki ku melangkah senang dengan sesekali melompat. Natalie pasti sedang menungguku.

Pet Me, I'm Your Wolf!Where stories live. Discover now