3.penjara suci

86 29 10
                                    

Bunda calistha sedang berada di dapur bersama beberapa art, bunda memasak makanan kesukaan sha. Ayam suwir pedas, gadis itu sangat menyukainya.

"Bi ambilkan cabai itu. " titah bunda pada pelayan tersebut.

Pelayan itu mengambilkan apa yang bunda instruksi "makasih bi. "

"Good morning, bundaa. " sapa sha.

"Morning juga sayang, tumben pagi-pagi udah bangun mau kemana?. " tanya bunda sambil memotong-motong cabai.

"Gak boleh bangun pagi nih?. " tanya balik sha "yaudah sha tidur lagi aja lah. " lanjutnya.

Baru saja ia berbalik badan namun lebih dulu bunda menghentikan nya.

Calistha menatap putrinya lalu tersenyum "tuan putri bunda itu tinggal kamu sayang, kamu mau janji sama bunda?. "

"Janji? Janji apa bund?. "

"Turutin semua kemauan bunda sama papah. "

"Maksud bunda?. " bingung sha, seolah-olah terlihat biasa saja padahal ia tau jika bunda nya akan mengatakan apa.

"Masuk pesantren, itu yang bunda, papah inginkan. Bunda mau kamu masuk pesantren. " kata bunda calistha.

"What!? Kan sha udah bilang sha itu gak mau bund. " tolak sha, padahal dalam hatinya merasa sangat senang.

"Iya bunda tau, tapi bunda mohon sekali lagi sama kamu. Mondok untuk meneruskan almarhumah kaka kamu mau?. "

Gadis itu terdiam sejenak lalu menganguk ragu "kalau itu kemauan kalian, sha setuju. " putusnya final.

Bunda calistha tersenyum kemudian memeluk putrinya erat.

"Oke, bunda akan bilang ke papah ya. Kamu tunggu di ruang tamu nanti kita bicara kan, Oke?. "

"Oke, bunda. "

Sha tersenyum miring saat melihat kepergian bunda nya semakin menjauh. "rencana gw mulai berjalan lancar" ~batin sha.

Beberapa menit,di sebuah ruang tamu mereka sedang berkumpul untuk membicarakan hal penting.

"Kamu serius sha mau mesantren?. " tanya papah yang baru saja datang bersama bunda kemudian duduk di sofa bersama.

"Iya pah, sha mau mondok. Tapi dengan satu syarat. "

"Syarat? Apa syaratnya. "

"Papah sama bunda jangan sedih lagi atas kepergian kak nila, Oke?. " kata sha.

Abiyan tersenyum "Oke, sayang kalau begitu papah akan cari pesantren dulu. "

"Eh gak usah pah, sha mau mondok di pesantren an- Nur aja pah" ujar sha.

"Tapi kata kyai kamu sudah gagal tes, jadi -"

"Aku bisa memperbaiki nya soal itu, bund. " potong sha.

"Baiklah, gimana kalau besok mulai berangkatnya. "

"Bagus, lebih cepat lebih baik. " ujar bunda.

Sha tersenyum "ya, lebih cepat lebih baik. Sama hal nya balas dendam lebih cepat lebih baik" ~batin nya.

I'M DAREES || perjalanan hidup [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang