15.sama-sama malu

45 22 3
                                    

Areesha dan daffa kini sudah berada di rumah baru mereka yang tak jauh dari pesantren, mereka masuk ke dalam tak lupa pula daffa mengunci pintu karena ini sudah malam.

Sha melihat-lihat setiap sudut rumah barunya itu, terlihat mewah namun sederhana. Di bagian ruang tamu di hiasi dengan adanya perabotan rumah tangga di sana ada dua kamar, yang satu kamar untuknya dan sha dan yang satu lagi kamar untuk anak-anak nya kelak.

Sedangkan daffa dia masuk ke dalam kamar yang di sebelah kiri, dua kamar itu saling bersebelahan. sha pun hanya mengikuti suaminya saja yang masuk ke kamar itu.

Daffa menaruh koper sha di dekat lemari, rumah baru milik mereka sengaja daffa sudah di isi dengan perabotan seperti dapur sudah ada berbagai alat masak, di kamar yang sudah di sediakan kasur, lemari dan lainnya.

Ia berbalik ke arah wanita itu. "kamu susun saja pakaian kamu di lemari itu, dan lemari yang itu akan di isi pakaian saya. " ucap daffa menunjuk lemari dua pintu dengan ukuran besar tersebut yang berada di sudut kamar.

"Terus kamu jangan satukan gamis dan jubah ku dengan pakaian biasa, kamu bisa menggantung nya di lemari sana. " lanjutnya menunjuk ke arah lemari yang cukup besar samanya, sha hanya mengangguki saran dari suaminya itu.

"Yasudah saya mau mandi dulu, seterah kamu mau rapikan itu kapan yang penting kamu jangan sampai kecapean. " ucap gus daffa pada istrinya.

"Sepertinya aku langsung saja merapikan pakaian gus-"

"Bentar, saya perhatian kamu masih memanggil saya gus. Kita sudah menjadi suami istri. "

"Lalu aku harus panggil gus dengan sebutan apa? " bingung areesha, yang harus memanggil daffa dengan sebutan apa.

"Hm.. Gimana kalau mas? Kaka? Zaujati? A'a? Abba? Bubu? Atau sayang juga boleh. " usul daffa sedikit menggoda areesha.

"Mas daffa , gimana? " putus sha.

"Boleh, tapi saya lebih suka kamu manggil saya 'sayang' " goda kembali daffa, cowok itu benar-benar membuat sha salting.

"Yasudah kamu mau beresin ini semua dulu kan? Kalau gitu mas mau mandi dulu ya nanti setelah mandi mas bantu kamu merapikan pakaian. " ucap daffa lalu mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.

Sha bernafas lega, karena kini ia sudah bisa menormalkan detak jantung nya yang sedari tadi berdetak begitu kencang saat daffa menggodanya.

Tidak menunggu lama sha mulai melakukan aksinya untuk merapikan pakaian nya dan pakaian suaminya ke dalam lemari sesuai apa yang pria itu katakan.

Beberapa menit kemudian pintu kamar mandi terbuka dan memperlihatkan seorang gus yang tidak mengenakan baju hanya saja menutupi nya dengan handuk di bagian bawah.

Rambut basah sehabis keramas, perut yang berbentuk kotak dan berotot membuat areesha terbengong melihatnya.

Baru kali ini ia melihat sosok daffa yang berbeda sebelumnya, pria itu melangkah maju ke arah sha dengan mengangkat satu alisnya.

"Ada apa dengan tubuh mas yang terus kamu pandangi? "

Sha sadar dari lamunannya "eh e-engak ada apa-apa kok. " gugupnya.

Daffa tersenyum jahil lagi dan lagi ia mendekat ke arahnya hingga membuat areesha harus menutup matanya.

Lalu... Cup!

Pria itu mengecup singkat kening wanita yang memejamkan matanya itu entah kenapa.

"Astagfirullah, ini jantung kenapa sih" ~batin sha.

I'M DAREES || perjalanan hidup [end]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum