48.capek

21 10 0
                                    

Malam harinya areesha benar-benar tinggal kembali bersama keluarga kabir, ia sudah memberitahu kedua orang tuanya dan alhamdulillah nya ia di beri izin asalkan jika ia ada masalah harus memberitahu kedua orang tua nya. Sebagian anggota merasa senang namun sebagian anggota lainnya merasa tidak senang.

Mendengar bahwa ning areesha mereka kembali, malam ini rencana para santri untuk membuat kejutan untuk areesha berjalan lancar.

"Umma peri cantik, ayo ikut aku keluar. " Syarifah menarik tangan areesha pergi keluar.

"Ada apa sya?."

Anak itu tidak menjawab, saat membuka pintu untuk keluar areesha terlonjak kaget lantaran para santri yang meledakkan balon.

Dor!

"KAMI SANGAT RINDU DENGAN NING AREESHA. " teriak para santri kompak.

Masih bingung dengan apa yang mereka lakukan "liz."

"Jadi maksud mereka semua mau kasih kejutan sama kak sha atas kembalinya ke dalam kediaman kabir. " balas Eliz.

Salah satu santriwati dan santriwan mendekat ke arah areesha berdiri sambil membawa dua bucket dan memberikan nya pada areesha.

Dengan ragu areesha mengambilnya. "terimakasih."

"Ning, kami sangat bahagia ning areesha bisa kembali ke sini lagi. " ucap santriwati.

"Iya, tapi kami lebih bahagia jika ning areesha dan gus daffa bersatu kembali. " ucap santriwan, bergantian.

Syarifah memberikan amplop yang berisi surat pada areesha "apa ini? "

"Umma buka aja. "

Sebelum membukanya ia menatap satu persatu para santri, semua para santri mengangguk mengisyaratkan kalau ia harus membuka amplop itu.

Forwat ning areesha kami

Assalamu'alaikum... Ning areesha

Hehe, maaf kami malu kalau langsung mengatakan nya pada ning. Makannya kami mengatakan nya lewat surat ini, kami cuma mau bilang kalau kami sangat bahagia ning areesha kembali....

Kita rindu dengan ning areesha... Kami doakan semoga ning areesha dan gus daffa bisa bersatu kembali.

Aamiin..

From kami semua para santri.

Membaca isi surat itu, areesha menangis terharu. Seorang gadis berusia lima tahun memberikan sebatang cokelat untuk nya. "caca? " beonya.

"Caca sangat rindu dengan ning areesha. " ucap bocah itu.

Areesha memeluk nya. "ning juga sangat rindu dengan caca. "

"Tapi.... " ia melepaskan pelukan nya.

Matanya mengarah pada daffa yang baru saja datang bersama Aruna. "terimakasih karena kalian telah membuat saya terharu, tapi maaf saya tidak berhak di panggil dengan julukan ning lagi di sini... " lirihnya.

Perkataan areesha, membuat ekspresi para santri menjadi sedih. "mungkin kau bukan lagi istri dari seorang gus daffa adzriel. " abi kabir menjadi pusat perhatian mereka semua. Para santri tertunduk saat kedatangan abi kabir.

"Saya kyai kabir pemilik pesantren ini, mungkin kau bukan istri gus daffa lagi. Tapi kau adalah putri dari seorang kyai kabir, maka kau berhak di sebut ning areesha Cassandra. " lanjutnya.

Membuat para santri mendongkak dan tersenyum lebar. Kecuali wanita itu. "tapi abi-"

"Aku menganggap mu sebagai putriku areesha, terimalah hak mu sebagai putri kyai. "

Areesha tidak bisa mengatakan apapun, apa yang harus ia katakan?.

"Hari ini umma peri cantik, adalah seorang ning di pesantren an-nur ini. " teriak Syarifah, membuat mereka semua menoleh kepadanya.

"Iya, wanita itu adalah seorang ning. Ning areesha. " timpal salah satu santriwati.

"Iya! " sorak para santri bahagia.

•••

"Katakan pada ku daffa, siapa sebenarnya ibu dari Syarifah? " tanya areesha.

Karena ia sudah benar-benar ingin mengetahui siapa ibu dari anak itu, entah kenapa ia tidak percaya jika Aruna adalah ibu Syarifah.

"Katakan kalau Aruna bukan ibunya Syarifah. " lanjutnya.

"Aruna adalah ibunya Syarifah, areesha! " ucap daffa.

"Lalu kenapa kalian kelihatan tidak saling mencintai? " tanya areesha membuat pria itu terdiam.

Setiap kali ia melihat daffa dan Aruna, pria itu pasti selalu menghindari Aruna seolah-olah dia ingin wanita itu menjaga darinya maka dari itu areesha curiga kalau mereka berdua tidak memiliki hubungan.

"Aruna adalah cintaku, Syarifah adalah saksinya dan kau adalah kesalahan terbesarnya, areesha! " ucap daffa.

"Aku mencintai Aruna, kalau kau mau bukti aku akan mengungumkan pada semua orang bahwa aku sangat mencintai nya. " lanjutnya kemudian pergi.

Pria itu membuktikan semuanya, dia mengumpulkan semua keluarganya di ruang tamu.

"Ada apa nak? " tanya umi.

"Jadi daffa mau kasih tau ke kalian kalau... " daffa sengaja menggantungkan ucapannya sambil melihat areesha yang sudah terbakar api cemburu dan rasa penasaran.

"Gw yakin drama lagi. " gumam afnan.

"Kalian semua tau kalau Aruna adalah istri daffa, jadi daffa mau daffa dan Aruna akan menikah untuk kedua kalianya. Karena ada seseorang yang tidak percaya kalau daffa sudah menikah dengan Aruna. "

Mendengar itu semua orang terdiam membuat daffa mengernyit kebingungan. "kenapa kalian semua diam? Apa kalian tidak bahagia? "

Aruna tersenyum, ia sangat bahagia apa yang pria itu katakan. "bukan gitu maksud umi nak, emang siapa orang yang tidak percaya pada mu? " tanya umi.

"Ada saja umi. "

"Baiklah, umi akan secepatnya mempersiapkan semua acara pernikahan mu nak. " ucap umi.

"Iya umi, tapi jangan terlalu mewah karena daffa hanya ingin membuktikan saja kalau daffa mencintai Aruna dengan tulus. " ucapnya namun sambil menatap areesha.

Muak dengan semuanya areesha pergi dari sana, daffa tersenyum miring karena telah membuat wanita itu cemburu.

Eliz mengikuti areesha pergi. "kak aku mohon jangan sedih. " ucap Eliz.

Areesha berbalik. "siapa yang sedih? Aku engak sedih kok. " ucapnya tentu saja berbohong.

"Kak sha duduk dulu. " mereka berdua duduk di depan mushola an-nur. "kaka jangan berbohong sama Eliz, karena Eliz gak akan percaya itu. "

"Kita hidup bersama sudah beberapa tahun lamanya kak, aku sudah kenal semua sifat kaka. Kaka menyembunyikan kesedihan kaka agar orang lain tidak khwatir kan? "

"Cerita semuanya ke Eliz kak, ungkapin semua yang ada di isi hati kaka. Kalau kaka mau nangis, nangis aja aku gak bakalan ketawain kaka. "

"Ada masanya seseorang lelah dengan semuanya. " lanjutnya.

Apa yang di katakan wanita itu benar, tidak selamanya seseorang sempurna dan berpura-pura untuk menutupi kesedihannya, ada masanya di saat kita merasa lelah.

Areesha menyender di bahu Eliz. "aku udah gak kuat liz, aku capek, aku lelah harus selalu bersabar untuk melewati ujian ini. " lirihnya.

"Aku udah engak sekuat dulu, aku itu lemah, saking lemahnya setiap perkataan mereka hati aku aja sudah capek untuk mendengarnya. "

"Maka jadilah areesha yang dulu. " ujar Eliz.

"Jadilah areesha yang selalu menegakkan keadilan, dulu kak sha selalu memberikan keadilan bagi siapapun kini giliran kak sha menegakkan keadilan untuk kak sha sendiri. Aku yakin kak sha pasti kuat. " lanjutnya.

"InsyaAllah, liz. "

_tbc_

🌷see you next chapter

I'M DAREES || perjalanan hidup [end]Where stories live. Discover now